LINGKAR KEDIRI - Seperti diketahui, Israel dan Palestina kini telah melakukan gencatan senjata.
Walaupun beberapa waktu lalu, usai gencatan senjata polisi Israel sempat melakukan penyerangan kembali.
Namun, keduanya pun masih sepakat melakukan gencatan senjata.
Walaupun demikian, ketegangan Israel dengan Palestina khususnya kelompok Hamas masih belum menemukan jalan keluarnya.
Konflik kedua negara ini pun saat ini mulai mereda, setelah beberapa waktu lalu saling melakukan serangan udara.
Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari kesepakatan gencatan senjata itu.
Baca Juga: Sule Ungkap Dirinya Menyesal Usai Menikah, Kalau Bisa Ia Ingin Ubah Peristiwa ini
Menanggapi hal itu, peneliti asal Gaza, Syarif Syamalla, berpandangan Indonesia dapat berdiskusi dengan Hamas untuk mencari jalan terbaik.
Menurut Syarif, negara-negara Muslim harus memulai sejumlah pembicaraan dengan Hamas dalam isu Palestina.
“Saya percaya Indonesia adalah salah satu negara kuat yang dapat ikut campur dalam bidang ini dan memiliki hubungan yang baik dengan Hamas,” kata Syarif dalam diskusi daring, Kamis, 27 Mei 2021.
Baca Juga: Lakukan Hubungan Intim dengan Orang Sekarat, Wanita ini Akhirnya Dijatuhi Hukuman Penjara
Sebelumnya Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin juga telah berdialog dengan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tentang situasi Palestina.
Muhyiddin juga mengaku terenyuh mendengar kabar terkait situasi umat Islam di Palestina, khususnya Jalur Gaza.
“Saya menyampaikan belasungkawa dan kesedihan saya atas nama semua orang Malaysia atas hilangnya nyawa dan luka-luka yang diderita oleh warga Palestina akibat serangan kekerasan rezim Israel,” ujar Muhyiddin usai melakukan dialog dengan Haniyeh.
Baca Juga: Mbak You Keluarkan Pernyataan Pernah di Nikahi Oleh Ular, Gus Miftah dan Daddy Corbuzier: Emang Iya?
Setelah putusan pengadilan Israel memutuskan mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem, ketegangan pun kembali meningkat.
Situasi pun memanas setelah pasukan Israel menggerebek Masjid Al Aqsa dan menyerang jamaah di dalamnya, kemudian serangan Israel menyebar ke Jalur Gaza.
Syarif mengungkapkan, tantangan saat ini yakni membangun kembali Gaza secara cepat dan efektif.
Sementara, Analis Internasional dari Universitas Nasional, Indonesia, Robi Nurhadi menyerukan supaya para elite global menghentikan egoisme dengan dalih kepentingan nasional dalam isu Palestina.
“Anda hanya perlu menjadi manusia untuk menciptakan perdamaian, khususnya di (isu) Israel-Palestina saat ini,” kata Robi dalam acara yang sama dikutip dari laman Anadolu Agency.
Menurut Robi, kemerdekaan Palestina adalah kunci untuk menghentikan jumlah korban tewas di Palestina dan Israel.
Robi pun juga mengundang masyarakat dunia untuk mengakui kemerdekaan Palestina saat ini juga.***