Terungkap! Pria yang Menampar Wajah Presiden Macron Adalah Penggemar Ilmu Pedang, Buat Temanya Tak Percaya

10 Juni 2021, 07:53 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba-tiba ditampar seorang pria gondrong saat ia melakukan kunjungan ke wilayah Prancis Selatan./New York Post /

LINGKAR KEDIRI - Tersangka dalam penamparan Presiden Prancis Emmanuel Macron akhirnya terungkap.

Pria yang diduga telah menampar wajah Presiden Prancis Emmanuel Macron menjalankan klub untuk penggemar ilmu pedang abad pertengahan.

DIlansir dari Reuters, Pria tersebut tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.

Menurut Identifikasi polisi Prancis,  tersangka sebagai Damien Tarel, 28 tahun.

Tarel sedang diselidiki atas penyerangan terhadap seorang pejabat publik, kata jaksa setempat.

Diketahui sebelumnya, Macron, yang sedang dalam perjalanan kunjungan setelah pandemi dipukul pada hari Selasa saat berjalan-jalan di Prancis selatan ketika ia menyapa kerumunan kecil penonton.

Baca Juga: Serangan Udara Israel di Suriah Tewaskan Belasan Orang, Militer Israel Enggan Berkomentar

Presiden mengulurkan tangan untuk menyambut seorang pria, yang meneriakkan "Turunkan Macronia" dan "Montjoie Saint Denis", seruan perang tentara Prancis ketika negara itu adalah sebuah monarki, dan menampar pipi Macron.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan menggambarkan Tarel sebagai seseorang yang "sedikit tersesat, sedikit culun, sedikit gamer".

Tarel dan seorang pria kedua masih dalam tahanan polisi pada hari Rabu, sumber tersebut menambahkan.

Tuduhan penyerangan terhadap pejabat publik membawa hukuman maksimal tiga tahun penjara dan denda 45.000 euro.

Untuk diketahui, Tarel dalah seorang pengelola klub lokal yang berfokus pada praktik seni bela diri Eropa. termasuk ilmu pedang tradisional, dan telah mendirikan klub permainan papan yang disebut "The Knights of the Square Table".

Aurélien Laniece, seorang teman Tarel, mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengenalnya sebagai orang baik yang siap membantu tetangga dan suka mengajarkan semangatnya kepada orang lain.

Baca Juga: Sebut Gerhana Matahari Cincin Sebabkan Efek ini, BMKG Himbau untuk Berhati-hati

Laniece mengungkapkan keterkejutannya atas laporan di media Prancis bahwa akun media sosial Tarel menunjukkan dia mengikuti kelompok sayap kanan dan monarki. 

"Dia bukan tipe pria yang melakukan itu (memukul seseorang)," kata Laniece.

Pejabat pemerintah telah menyatakan keprihatinannya dalam beberapa pekan terakhir tentang frustrasi terpendam yang meletus setelah penguncian.

Prancis telah berada di bawah jam malam selama lebih dari tujuh bulan.

Macron mengatakan dia tidak mengkhawatirkan keselamatannya, dan terus berjabat tangan dengan anggota masyarakat setelah dia dipukul.

"Anda tidak dapat memiliki kekerasan, atau kebencian, baik dalam ucapan atau tindakan. Jika tidak, demokrasi itu sendiri yang terancam," katanya kepada sebuah surat kabar lokal setelah insiden itu.

Baca Juga: Beredar Kabar Presiden Jokowi Copot Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Simak Informasi Lengkapnya

Macron telah menjadi sasaran sebelumnya oleh warga yang kecewa.

Dia dilempari telur oleh serikat pekerja atas reformasi perburuhan ketika dia menjadi menteri ekonomi pada 2016.

Dua tahun kemudian dibiarkan terguncang setelah dicemooh oleh pengunjuk rasa anti-pemerintah.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler