Perang Pasukan Afghanistan Dan Taliban Berlanjut, PBB Peringatkan Akan Berdampak Adanya Bencana

4 Agustus 2021, 06:56 WIB
Taliban Tidak Ingin Ada Perdamaian di Afghanistan Kecuali Presiden Ashraf Ghani Dilengserkan. REUTERS/Abdul Khaliq Achakzai /STRINGER/REUTERS

LINGKAR KEDIRI - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa 03 Agustus waktu setempat meminta pihak-pihak yang bertikai di Afghanistan untuk berbuat lebih banyak melindungi warga sipil.

PBB juga memperingatkan bahwa tindakan yang mereka lakukan dampaknya akan menjadi bencana.

Dilansir dari DailySabah Warga sipil menanggung beban serangan darat Taliban dan serangan udara pasukan Afghanistan.

Baca Juga: Inggris Dan AS Tuding Taliban Lakukan Kejahatan di Afghanistan, Blinken: ini Merupakan Kejahatan Perang

 

Menurut Agence France-Presse (AFP) gerilyawan telah merebut lebih dari selusin stasiun radio dan TV lokal di Lashkar Gah, hanya menyisakan satu program siaran saluran pro-Taliban.

Para pejabat Afghanistan mengatakan Selasa bahwa 11 radio dan empat stasiun televisi di kota itu telah direbut oleh Taliban.

Sejak dimulainya penarikan pasukan internasional dari Afghanistan, Taliban telah mengintensifkan serangannya di seluruh negeri, membuat keuntungan teritorial yang signifikan, terutama di daerah pedesaan.

Ribuan orang telah mengungsi dan penduduk hidup dalam ketakutan.

Selain itu, beberapa ibu kota provinsi telah dikepung oleh gerilyawan.

Untuk diketahui pertempuran telah berlangsung selama berhari-hari hingga sekarang di ibu kota provinsi Helmand dan Kandahar selatan, serta di bagian barat kota Herat, di barat negara itu.

Sebuah rumah sakit di Herat mengatakan  bahwa pihaknya telah menerima 24 mayat dan hampir 200 orang terluka dalam enam hari terakhir.

Baca Juga: Pasukan Afghanistan Lancarkan Serangan Bom Ke Taliban Untuk Pertahankan Kota Besar

Di antara para korban adalah anggota pasukan keamanan.

Sumber lain dari Departemen Kesehatan Kandahar mengatakan 28 kematian dan 191 orang terluka tercatat di provinsi itu dalam 10 hari terakhir.

Secara keseluruhan, 38 orang meninggal dan 156 orang terluka dirawat di dua rumah sakit di kota Lashkargah, di Helmand, dalam tiga hari terakhir.

Sementara itu, seorang mantan penerjemah militer AS dibunuh di kota Jalalabad, di provinsi Nangarhar timur, para pejabat mengkonfirmasi.

Baca Juga: Jangan Pernah Ucapkan Kalimat Berbahaya Ini Saat Berdoa, Simak Alasannya Menurut Ustadz Adi Hidayat

Pria itu, yang menjabat sebagai penasihat dewan provinsi Nangarhar, ditembak di depan rumahnya oleh dua penembak tak dikenal pada hari Senin.

PBB mendokumentasikan tingkat rekor warga sipil yang terluka dan terbunuh pada bulan Mei dan Juni.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler