KF-21 Boramae Siap Diakuisisi Indonesia, Korea Selatan Malah Ditawarkan Pesawat Tempur Ini ke Malaysia

8 Maret 2022, 08:30 WIB
KF-21 Boramae dilengkapi teknologi canggih //The JoongAng

LINGKAR KEDIRI – Indonesia saat ini nampak tengah sibuk dalam memperkuat militer negaranya.

Sebab sejauh ini, Indonesia terlihat telah melakukan kontrak kerja sama dengan sejumlah negara dalam pembelian alutsista.

Salah satunya kontrak kerja sama Indonesia dengan Prancis dalam pembelian pesawat tempur Rafale.

Baca Juga: Roket Termobarik, Diduga Digunakan Rusia dan Dikabarkan Mampu Memusnahkan ‘Segalanya’ di Ukraina

Bahkan dalam kabar terkahir yang beredar, Indonesia nantinya akan memiliki sebanyak 42 unit Rafale Prancis untuk menjaga kedaulatan serta kemanan NKRI.

Selain itu Indonesia juga tengah terlibat kerja sama dengan Korea Selatan dalam pembuatan KF-21 Boramae.

Dimana saat ini KF-21 Boramae tengah digarap dan akan dilakukan pengujian di pertengahan tahun ini.

Dengan kehadiran KF-21 Boramae nantinya militer Indonesia semakin bisa diandalkan dalam menjaga kedulatan negara Republik Indonesia.

Dalam kontrak pembuatan KF-21 Boramae ini Indonesia membantu dalam memberikan dana sekitar 30 persen, dan sisianya ditanggung oleh Korea Selatan sendiri.

Seperti diketahui KF-21 Boramae yang akan dimiliki oleh Indonesia ini menggunakan radar AESA yang dikembangkan oleh Korea Selatan.

Baca Juga: Digempur Rusia Habis-habisan, Pemerintah Ukraina Minta Bantuan ke China Tapi Ditolak Karena Hal Ini

Radar AESA yang digunakan pada KF-21 Boramae merupakan sebuah sensor avionik penting yang dapat melaksanakan berbagai misi, seperti memantau, melacak target udara ataupun darat.

Indonesia yang sibuk dalam pengembangan KF-21 Boramae, Korea Selatan malah tawarkan pesawat FA-50 ke Malaysia.

Dikutip dari Defence Security Asia, FA-50 merupakan jenis pesawat tempur yang juga dikembangkan oleh Korea Selatan Korea Aerospace Industries (KAI).

Dimana pesawat FA-50 ini menggunakan radar ELM-2032 yang dikembangkan oleh Elta System Israel.

Melihat radar yang digunakan adalah dari negara Yahudi, dimana Israel yang kini tengah terus melakukan aksi militer kepada Palestina, Malaysia enggan untuk menggunakan radar tersebut.

Sebab Malaysia merupakan negara yang memiliki dukungan penuh ke pada rakyat Palestina dan sangat tidak menyukai aksi yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

Sehingga Malaysia tidak ingin menggunakan komponen ataupun peralatan dari Israel tersebut.

Namun walau begitu, rupanya radar di FA-50 bisa diganti dengan radar lain yang bukan buatan dari Israel.

Disebutkan bahwa radar pada FA-50 bisa menggunakan komponen dari perusahaan Amerika Serikat ataupun dari Korea Selatan.

Namun hal tersebut bisa terjadi jika Malaysia benar-benar memilih pesawat FA-50 tersebut.

Baca Juga: Zona Larangan Terbang Ukraina Disebut Bisa Picu Perang NATO-Rusia, Media Asing Ungkap Barat Punya Pilihan Lain

Dikonfirmasi oleh Manajer Regional KAI Lee Chang Jae bahwa radar buatan Israel yang berada di FA-50 akan dikonversi ke negara lain, jika Malaysia menjadikan FA-50 pilihannya.

Lee Chang Jae juga menyampikan bahwa nantinya FA-50 bisa dipasaingi dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA).

Dimana radar AESA ini digunakan oleh pesawat generasi 4.5 yaitu KF-21 Boramae yang kini tengah dikembangkan oleh Korea Selatan dan Indonesia.

Radar AESA sendiri dirancang untuk mendeteksi dan mengidentifikasi beberapa target secara bersamaan pada jarak lebih dari 200 km.

Bahkan radar AESA ini dirancang sebagai upaya pertama Korea Selatan dalam pengembangan pesawat paling modern di dunia.

Bahkan radar AESA lebih unggul dibandingkan dengan radar PESA (Passive Electronically Scanned Array).

Sebab radar AESA mampu mendeteksi target yang lebih jauh dan akurat walaupun target tersebut sangat kecil dan juga mampu menahan aksi “jamming” oleh musuh.

Namun radar AESA ini masih mampu dikembangkan oleh sejumlah negara saya seperti Amerika Serikat, Inggris, Swedia, Prancis, dan Israel.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler