Dilanda Krisis Ekonomi, Sri Lanka Setujui Investasi dari China, Direktur CIA Peringatkan Dunia, Ada Apa?

22 Juli 2022, 15:30 WIB
Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Sri Lanka selama protes terhadap Presiden baru terpilih Ranil Wickremesinghe, di tengah krisis ekonomi negara itu, di Kolombo, Sri Lanka [Adnan Abidi/Reuters] /Reuters/Adnan Abidi

 

LINGKAR KEDIRI – Direktur CIA baru-baru ini turut memberikan peringatan atas Sri Lanka yang telah menerima investasi dari China.

Seperti diektahui, Sri Lanka saat ini tengah dilanda krisis ekonomi yang semakin memburuk.

Direktur CIA Bill Burns mengatakan bahwa Sri Lanka telah mengambil taruhan yang tidak bijaksana dengan menerima inbestasi dari China.

Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Politik dan Ekonomi, Joe Biden Nekat untuk Melakukan Pembicaraan dengan Xi Jinping

Dikutip dari Zing News, Direktur CIA Bill Burns mengatakan penerimaan Sri Lanka terhadap investasi China yang berisiko merupakan sesuatu yang kurang tepat.

Bahkan, dia juga turut memperingatkan seluruh negara di dunia tentang tindakan dari Sri Lanka tersebut.

“Orang China sangat pandai membelanjakan uang dan mereka dapat menawarkan persyaratan yang sangat menarik untuk investasi mereka,” kata Burns di Forum Keamanan Aspen di Snowmass Village, Colorado.

Baca Juga: Bursa Transfer, ‘Orang Luar’ MU Ini Dikabarkan Resmi Capai Pendaratan Baru yang Tak Terduga

Bill Burns juga meminta semua orang untuk melihat bagaimana kondisi Sri Lanka saat ini.

“Mereka (Sri Lanka) berhutang banyak pada China. Mereka telah membuat taruhan yang sangat tidak bijaksana untuk masa depan ekonomi negara mereka dan sebagai hasilnya mereka mendapatkan konsekuensinya, baik secara ekonomi maupun politik,” katanya.

“Saya pikir ini harus menjadi pelajaran bagi banyak negara lain, tidak hanya di Timur Tengah atau Asia Selatan, tetapi di seluruh dunia. Negara-negara harus mewaspadai jenis transaksi ini,” tambahnya.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar setelah Terjerat Kasus Penyerangan, Masa Depan Mason Greenwood di MU Akhirnya Terjawab

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga secara terbuka menunjuk stagnasi ekspor gandum Ukraina sebagai faktor penyebab krisis di Sri Lanka.

China telah banyak berinvestasi di Sri Lanka, sebuah negara kepulauan yang berlokasi strategis di Samudra Hindia.

Bahkan dalam hal itu, Beijing juga bekerja sama dengan mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Sementara itu, Rajapaksa telah melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri minggu lalu dalam menghadapi protes rakyat.***

Editor: Donna Lia Suhervina

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler