Tangis Kim Jong Un Pecah dan Meminta Maaf Kepada Rakyatnya, Ada Apa?

12 Oktober 2020, 19:59 WIB
Momen saat Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meneteskan air mata. /KCTV/The Guardian

LINGKAR KEDIRI - Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara (Korut) dikenal bengis nan tegas seantero dunia itu tertangkap kamera sedang meneteskan air matanya.

Momen emosional tersebut terjadi saat Kim Jong Un menceritakan segala kesulitan yang dialami negaranya sepanjang tahun ini.

Pada saat itu, ia sedang berdiri di depan parade militer Korut untuk merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim II Sung, Pyongyang.

Baca Juga: Sebut Dalang Demonya Segera! Iwan Fals: Jangan-jangan Presiden Sendiri

Baca Juga: Dampak Fenomena La Nina Mana Saja? Berikut Daftar Lengkapnya Beserta Perkiraan Puncak Musim Hujan

Dalam pidatonya, Kim Jong Un menyebutkan berbagai bencana alam mulai dari angin topan, banjir serta pandemi Covid-19 yang dialami negaranya sepanjang tahun menambah kesulitan bagi Korut.

Tak hanya itu, halangan Korut bertambah lagi saat rezim sanksi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) yang membatasi perekonomian mereka hingga saat ini.

“Berapa banyak orang yang telah bertahan dan berjuang dengan lingkungan yang sulit tahun ini?” kata diktator muda Korea Utara itu sambil menitikkan air matanya.

Baca Juga: Bahaya La Nina Dapat Lebih Buruk! BNPB Siapkan Beberapa Tempat Evakuasi Sementara

“Pengabdian patriotik dari tentara Tentara Rakyat kita di depan karantina dan di depan pemulihan bencana alam tidak dapat dirawat tanpa air mata terima kasih," ujarnya dilansir dari Bloomberg, Sabtu 10 Oktober 2020.

"Saya sangat menyesal dan menyakitkan tidak bersama mereka pada malam kemuliaan ini," imbuhnya, seperti dilansir dari laman Zona Jakarta dalam artikelnya "Kim Jong Un Menangis Ceritakan Kesulitan dan Penderitaan Rakyat Korea Utara Sepanjang Tahun", Senin 12 Oktober 2020.

Menurut lembaga analisis dan riset data internasional, Fitch Solutions, Korea Utara sedang mengalami kontraksi ekonomi terbesar sejak 1997, akibat virus corona yang mengharuskan Kim Jong Un menutup perbatasan hingga terjadi banjir yang menghancurkan sebagian besar tanaman.

Baca Juga: Hadapi Fenomena La Nina, BNPB Ajak Masyarakat Panen Hujan, Simak Penjelasan Lengkapnya

Dalam kondisi ini, generasi ketiga dari Dinasti Kim tersebut menawarkan kata-kata yang lebih bersahabat kepada Korea Selatan.

Dimana Kim Jong Un berharap bisa 'menggenggam tangan' tetangganya tersebut jika pandemi covid-19 berakhir.

Melansir dari Bloomberg Sabtu 10 Oktober 2020, Kim juga menegaskan jika pemerintatahannya akan terus meningkatkan kemampuan tempur mereka.

Baca Juga: Tuding DPR RI Tukang Stempel dan Jokowi Dalangnya Omnibus Law, Amien Rais: UU Dengan Kejahatan Besar

Peningkatan kemampuan tempur tersebut tak lain untuk mencegah adanya anacaman yang masuk ke wilayahnya.

"termasuk ancaman nuklir yang secara terus menerus digaungkan oleh kekuatan musuh" jelasnya.

Parade Militer untuk merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim II Sung, Pyongyang. The Guardian

Dalam pidatonya tersebut, Kim Jong Un juga menegaskan jika Korea Utara tidak akan mengeluarkan senjata nuklir untuk pertama kali jika terjadinya konflik.

Baca Juga: Sosok Sasa, Kartini Milenial yang Lantang Orasi Pancasalah dan Pro Kontra Omnibus Law Cipta Kerja

Namun, ketika ada negara yang berusaha menyerang Korea Utara, maka kim tidak akan segan-segan untuk mengerahkan senjata terhebatnya dan menghukum para musuh.

Peneliti senior di Center for a New American Security, Duyeon Kim di Seoul, mengatakan pidato Kim Jong Un kali ini terasa lebih menyejukkan.

"Dia hampir berusaha tidak memprovokasi AS, sambil di saat bersamaan memamerkan keberhasilan negaranya untuk merekatkan persatuan," ujar Duyeon Kim.***(Ines Dewi/Zona Jakarta)

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: The Guardian Bloomberg Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler