Sebelum membuang sampah ke tempat sampah, masyarakat swedia diajak aktif untuk memilah jenis sampah.
Swedia juga menerapkan pant system dimana akan ada sebuah penghargaan dalam bentuk uang untuk setiap masyarakat yang menyerahkan botol atau kaleng bekas ke bank sampah.
Uniknya, lebih dari 50 persen sampah dibakar dengan temperatur tinggi untuk menghasilkan energi listrik dan panas. Abu hasil pembakaran dapat dimanfaatkan untuk bahan konstruksi jalan.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 26 Januari: Aldebran Menangis Memohon Kebaikan untuk Rumah Tangganya
Dulu Hongkong memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bernama Sai Tso Wan dengan kapasitas 1,6 juta ton.
TPA ini dapat menambung sampah hingga 65 meter. Selanjutnya lahan TPA dialihfungsikan menjadi taman bermain yang memiliki turbin angin, sel surya dan sumber energi berbahan metena dari residu sampah-sampah yang membusuk.
Ruganzu Bruno, seorang seniman dan aktivis lingkungan Uganda meprakarsai pendirian taman bermain dari bahan dasar sampah. Hampir semua wahana dan dekorasi di taman bermain tersebut terbuat dari sampah.
Kehadiran taman bermain ini tidak hanya efektif untuk memanfaatkan sampah, namun juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi bagi anak-anak.
Baca Juga: Putus dengan Zoe Abbas Jackson, Aditya Zoni Beberkan Alasannya Karena Hal Ini!