LINGKAR KEDIRI - Joe Biden dan Donald Trump selalu berada pada posisi yang bertentangan.
Misalnya saja soal kebijakan pajak. Presiden AS Joe Biden tengah membongkar dan mengembalikan semua aspek yang diatur dalam Undang Undang Pajak.
Jika pada masa Donald Trump, pajak akan rendah jika orang tersebut merupakan orang kaya.
Baca Juga: Luar Biasa! Ini Keutamaan Berwudhu Sebelum Tidur, Salah Satunya Permintaan Akan Dikabulkan
Baca Juga: Menawan! 4 Zodiak Wanita Ini Bakal Disukai Banyak Pria di Tahun 2021, Segera Cek Zodiakmu
Namun, aturan itu menjadi titik balik bagi orang-orang kaya. Joe Biden justru hendak menaikkan pajak itu.
Diketahui, Biden ingin menaikkan pajak orang-orang kaya khususnya bagi mereka yang berpenghasilan lebih dari 400.000 dollar AS per tahun atau sekitar Rp5,6 miliar.
Biden bakal meningkatkan pajak jaminan sosial, mencabut pemotongan tarif pajak penghasilan tertinggi.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 28 Januari 2021: Diajak Ketemuan Andin, Al Salah Tingkah hingga Tak Bisa Tidur
Ia juga berniat mengurangi nilai pengurangan pajak serta meningkatkan pajak atas kekayaan yang diwariskan dan atas keuntungan modal.
Dalam kampanye di kontestasi pemilu, Biden pun sempat berjanji tidak menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan menengah ataupun yang rendah.
Beberapa kebijakan seperti kredit pajak yang diperluas sangat memungkinkan akan mengurangi pajak masyarakat menengah dan rendah.
"Secara keseluruhan, pemerintahan Biden bertujuan untuk membuat sistem perpajakan lebih progresif," kata Richard Winchester yang meruy profesor hukum perpajakan di Seton Hall University.
Namun kali ini, pemerintahan Joe Biden tampaknya mengambil langkah yang sama dengan Donald Trump.
Ia berjanji untuk menjaga jaringan telekomunikasi Amerika Serikat dari "vendor tak terpercaya" seperti Huawei Technologies Co Ltd.
"Peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh vendor yang tidak terpercaya, termasuk Huawei, merupakan ancaman bagi keamanan AS dan sekutu kami," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, dikutip dari Reuters pada Kamis, 28 Januari 2021.
Ia memastikan akan mengamankan jaringan telekomunikasi Amerika Serikat dari kemungkinan data bocor yang akan dimanfaatkan tidak sebagaimana mestinya.
Bahkan ia berupaya untuk mengajak negara sekutu untuk tidak menggunakan jaringan telekomunikasi Huawei ini.
Baca Juga: Apakah Anda Indigo? Cek 10 Tanda Anda Seorang Indigo, Berkemauan Keras Salah Satunya
"Kami akan memastikan bahwa jaringan telekomunikasi Amerika ... tidak menggunakan peralatan dari vendor yang tidak terpercaya dan kami akan bekerja dengan sekutu untuk mengamankan jaringan telekomunikasi mereka dan melakukan investasi untuk memperluas produksi perangkat telekomunikasi oleh perusahaan AS dan sekutu yang terpercaya."***