Perempuan dan Adiknya Dipaksa Menjadi Pelaku Bom Bunuh diri dengan Mahar Puluhan Juta, Berkedok Kirim Barang

- 3 Mei 2021, 16:55 WIB
ilustrasi mobil terbakar akibat ledakan bom bunuh diri /Matt Hearne/Unsplash
ilustrasi mobil terbakar akibat ledakan bom bunuh diri /Matt Hearne/Unsplash /

 

LINGKAR KEDIRI - Pengakuan mengejutkan datang dari seorang perempuan pelaku bom bunuh diri.

Perempuan tersebut dari Raqqa, Suriah yang berusia 27 tahun.

Dalam pengakuanya, dirinya dan adiknya yang masih berusia 17 tahun telah dipaksa oleh seseorang untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.

Baca Juga: Sule Ungkap Dirinya Hindari Kematian di Masa Kecil dengan Cara ini, Tradisi yang Disarankan Orang Pintar

Mereka ditawari uang kurang lebih Rp.21, 6 juta dalam kurs yang sudah di rupiahkan.

Keduanya dipaksa oleh seorang dari anggota Yekîneyên Parastina Gel (YPG) atau Satuan Perlindungan Rakyat dari etnis Kurdi yang berada di Suriah.

Organisasi tersebut merupakan bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang menurut pemerintahan Turki mencoba untuk memisahkan wilayah Kurdi dari Turki.

Kelompok YPG disebut sering mendatangkan teror yang bertujuan untuk membuat kekacauan dan menjadi musuh dari pemerintah Turki danmmenyebut mereka kelompok teroris.

Seorang perempuan, NM yang berusia 27 tahun dan sepupunya yang baru berusia 17 tahun mengaku dipaksa kelompok YPG untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.

NM dan sepupunya yang tinggal di daerah kekuasaan YPG di Manbij, Surian mengaku awalnya diculik ketika seorang pria bernama sandi ‘Haji’ menawarkan mereka U$1.500 atau kira-kira Rp21,6 juta sebagai imbalan untuk mengirimkan barang kepada seseorang di Afrin, Suriah.

Baca Juga: Tubuh Tetap Fit, Begini 5 Tips Jaga Kesehatan Agar Puasa Berjalan Lancar

“Kami awalnya tidak menerimanya karena kami tidak ingin keluar dari Manbij,” ujar NM seperti dikutip Lingkar Kediri dari Portal Jogja.

“Saya tidak menerima tawaran tersebut dengan alasan anak-anak dan suami saya sakit. Kemudian dia menunjukkan video di ponselnya,” ujar NM seraya bercerita bahwa video tersebut merupakan rekaman pemerkosaan yang dilakukan terhadap sepupunya yang baru berusia 17 tahun.

N.M. terpaksa setuju melakukan pengiriman barang, namun tidak mengetahui bila barang yang dikirim awalnya adalah bom.

Barang yang dikirim berupa rompi tebal. Sebuah ponsel juga diberikan sebagai sarana komunikasi mereka dengan ‘Haji’.

“Satu-satunya tujuan kami adalah memberikan barang-barang itu kepada seorang wanita,” ujar NM yang menyatakan bahwa dia dan sepupunya tidak menyadari bahwa mereka dikirim sebagai pelaku bom bunuh diri.

Kedua perempuan tersebut diminta untuk pergi ke sebuah masjid, memencet kancing dan memotong kabel biru di rompi yang mereka bawa.

“Putri paman saya mencoba membukanya tetapi dia tidak bisa. Kemudian pasukan keamanan datang,” ujar NM.

Saat itulah dirinya dan sepupunya baru menyadari apa yang dibawa.

Baca Juga: Sule Ungkap Dirinya Hindari Kematian di Masa Kecil dengan Cara ini, Tradisi yang Disarankan Orang Pintar

Dia mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah membawa rompi itu jika mereka tahu bahwa rompi itu berisi bahan peledak.

“Jika saya tahu saya membawa bom, saya akan mengatakan tidak,” ujar RM sembari menekankan bahwa dia terpaksa menuruti tuntutan teroris karena takut keluarganya akan disakiti para teroris.

Dikutip Lingkar Kediri dari Portal jogja dalam artikel dengan judul "Gadis Remaja Dipaksa Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Suriah, Katanya Dibayar Rp21,6 Juta" Turki menyebut YPG adalah organisasi teroris yang didukung oleh AS.

Bagi Turki, organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia oleh YPG termasuk penyiksaan, perekrutan tentara anak-anak dan pembakaran gedung-gedung sipil.

YPG yang merupakan sayap militer dari orang-orang Kurdistan berjuang untuk memisahkan diri dari Turki sejak lama.

Orang-orang Kurdi disebut sebagai kelompok etnis terbesar di dunia yang tidak memiliki negara. Etnis ini tersebar di wilayah Turki, Armenia, Iran, Irak dan Suriah.

Baca Juga: Proyek Besar Arab Saudi Jadi Tanda Kiamat yang Termuat di Hadits? Pelaksanaanya Telan Biaya 326 Triliun Rupiah

Sebagai etnis minoritas di negara-negara tersebut, etnis Kurdi mendapatkan banyak diskriminasi untuk menghapus jati dirinya sebagai etnis Kurdi.

Dengan pecahnya konflik di Suriah, kini YPG menguasai kota-kota tertentu yang berbatasan dengan Turki.

Kelompok ini disebut pemerintah Turki secara sistematis dan paksa mengusir orang Arab dari rumah mereka sejalan dengan kebijakan "Kurdifikasi" mereka di kota-kota tradisional Arab.

Meskipun begitu, AS dan Uni Eropa disebut berada di belakang partai yang dimasukkan ke dalam organisasi teroris oleh pemerintah Turki ini.***(Lasti Martina/Portal Jogja)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Portal Jogja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x