"Para ahli, insinyur, dan orang-orang Iran yang berurusan dengan roket dan bahan peledak telah mendidik dan memberi tahu para insinyur Hamas cara memproduksi roket, cara membuat senjata mereka sendiri," kata Jonathan Conricus.
"Seandainya bukan karena intervensi Iran yang sangat spesifik dan terperinci itu, kami (Israel) tidak akan melakukannya berada dalam situasi sekarang," ucapnya.
Dia mencatat bahwa IDF bertekad untuk menangkal aktivitas baik dalam hal lokasi di mana mereka memproduksi senjata, roket dan juga dalam hal personel kunci, teroris, insinyur yang berada di balik semua roket yang telah ditembakkan ke Israel.
Sebelumnya pada 15 Mei 2021, kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mayor Jenderal Hossein Baqeri, mencatat bahwa 'kekejaman' Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem dan wilayah pendudukan lainnya hanya memicu peningkatan perlawanan Palestina.
Permusuhan dimulai pada 10 Mei 2021, Hamas mulai menembakkan roket ke arah Israel. IDF kemudian menanggapi dan juga melancarkan serangan udara di Jalur Gaza.
Akibat konflik itu, sebanyak 248 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita.
Otoritas kesehatan di Tepi Barat juga mengkonfirmasi 31 orang tewas di wilayah pendudukan, sehingga total sebanyak 279 orang di seluruh wilayah Palestina, sebagaimana diwartakan Anadolu Agency.
Sementara di pihak Israel, ada 12 orang tewas akibat tembakan roket Hamas.