LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi tidak terlepas dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.
Bahkan saat ini konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina.
Sementara invasi Rusia ke Ukraina yang dapat dianalisis, salah satunya yang Presiden Vladimir Putin rasakan dan sulit untuk mentolerir yaitu penghinaan terus-menerus Moskow oleh Amerika Serikat sejak pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Kini, tentara Ukraina di Kyiv telah membuat beberapa kemajuan dalam skala lokal. Sementara itu, Rusia tampaknya lebih mengandalkan artileri dan serangan udara daripada infanteri.
Pada tanggal 23 Maret, laporan intelijen reguler Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa situasi militer di Ukraina Utara menunjukkan sedikit perubahan, karena pasukan Rusia tampaknya akan melalui periode reorganisasi sebelum memulai perang.
Baca Juga: Jika Melihat Hal Ini Ada di Ketiak Anda, Waspada Gejala Dini Penyakit Diabetes, Segera Periksa
Institute for the Study of War (ISW), sebuah think tank yang berbasis di AS, membuat pernyataan serupa.
Pada 22 Maret, ISW menunjukkan bahwa pasukan Rusia di Barat Laut dan Timur Laut Kyiv terus menembaki kota dan memperkuat posisi pertahanannya, tetapi tidak menggunakan taktik untuk serangan besar.