LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi tidak terlepas dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.
Bahkan saat ini konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina.
Sementara invasi Rusia ke Ukraina yang dapat dianalisis, salah satu yang Presiden Vladimir Putin rasakan dan sulit untuk mentolerir yaitu penghinaan terus-menerus Moskow oleh Amerika Serikat sejak pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Baca Juga: NATO Dalam Bahaya, Rudal Hipersonik ‘Belati’ Kinzhal Rusia Dikabarkan Telah Menyerang Ukraina
Perang di Ukraina tampaknya memasuki babak baru setelah Rusia mengumumkan bahwa langkah selanjutnya dari operasi militer khusus adalah fokus pada pembebasan Donbas, Ukraina timur.
Sebagian besar militer Ukraina sekarang terkonsentrasi di timur, di mana pertempuran antara Kyiv dan separatis pro-Rusia di Donetsk dan Lugansk telah berlangsung selama hampir delapan tahun.
Pentagon mengatakan bahwa jika Rusia berhasil mengepung pasukan Ukraina di Donbas, Moskow dapat menggunakannya untuk keuntungannya di meja perundingan.
“Ini bisa menjadi strategi negosiasi. Dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) ingin mengamankan keuntungan di mana dia telah menyerang selama delapan tahun, untuk menciptakan pengaruh di meja perundingan. Kami tidak yakin saat ini," kata juru bicara Pentagon John Kirby.