LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi tidak terlepas dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.
Bahkan saat ini konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina.
Sementara invasi Rusia ke Ukraina yang dapat dianalisis, salah satu yang Presiden Vladimir Putin rasakan dan sulit untuk mentolerir yaitu penghinaan terus-menerus Moskow oleh Amerika Serikat sejak pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Baca Juga: Pendeta Saifudin Ibrahim Tersangka Penista Agama Terancam 6 Tahun Penjara
Namun, karena saat ini invasi Rusia ke Ukraina tidak berjalan secepat atau setegas yang diharapkan, Vladimir Putin pun mencoba untuk meningkatkan serangannya.
Semenjak invasi Rusia berlangsung ledakan biasa terdengar datang dari kota pinggiran kota Irpin daerah barat laut ibukota Kyiv.
Militer Ukraina mengatakan masih mengendalikan Irpin, tetapi situasi di sana terlalu berbahaya bagi warga sipil.
Baca Juga: Berhasil Diringkus, Tukang Siomay Pelaku Pencabulan Anak Diancam 15 Tahun Penjara
Sebelumnya, pihak Rusia mengumumkan bahwa mereka secara signifikan mengurangi aktivitas militer di daerah sekitar Kyiv dan Chernihiv karena pembicaraan putaran kelima di Istanbul telah membuat kemajuan dalam masalah netralitas dan status non-nuklir Ukraina.