LINGKAR KEDIRI - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada 4 Mei mengatakan bahwa pasukan Ukraina yang tersisa di pabrik baja Azovstal, di Mariupol, sedang dikepung.
Menurut instruksi Panglima Tertinggi (Presiden Vladimir Putin), tentara Ukraina yang tersisa di zona industri pabrik Azovstal telah dikepung.
“(Kami) berulang kali meminta kaum nasionalis untuk membebaskan warga sipil dan meletakkan senjata mereka, memastikan keselamatan mereka dan memperlakukan mereka dengan baik, sesuai dengan aturan hukum internasional. , tetapi diabaikan. Kami melanjutkan upaya ini," kata Menteri Pertahanan Rusia.
Pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menonaktifkan enam stasiun kereta api, yang digunakan untuk memasok senjata dari luar negeri ke pasukan Ukraina.
Badan tersebut juga mengklaim telah mencapai 40 sasaran militer Ukraina, termasuk empat gudang amunisi. Namun, klaim ini belum diverifikasi secara independen.
Sebelumnya, pada 3 Mei, Rusia meluncurkan roket ke pabrik baja Azovstal, benteng terakhir tentara Ukraina di Mariupol.
Dalam video Telegram dari pabrik baja, Kapten Sviatoslav Palamar dari Resimen Azov Ukraina mengatakan Rusia menyerang Azovstal dengan artileri angkatan laut dan artileri pada malam hari, serta menjatuhkan bom berat dari pesawat.
"Pada saat ini, serangan kuat di wilayah pabrik Azovstal sedang berlangsung dengan dukungan kendaraan lapis baja, tank, upaya pendaratan di kapal dan sejumlah besar infanteri," kata Palamar.
Baca Juga: Kasus Subang, Pelaku Diduga Menumbalkan Nyawa Bayi pada Iblis untuk Menyulitkan Penyidikan
Klaim Palamar belum diverifikasi secara independen. Namun, pada 2 Mei menunjukkan beberapa gambar roket ditembakkan ke arah Azovstal dari peluncur truk Rusia.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***