LINGKAR KEDIRI - Pabrik baja Azovstal adalah satu-satunya benteng tersisa dari pasukan Ukraina yang membela Mariupol. Sekitar 200 warga sipil, termasuk 30 anak-anak, dan hingga 2.000 tentara Ukraina diyakini masih bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
Pada 21 April, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan itu untuk ditunda dan meminta Menteri Pertahanan untuk memblokade pabrik Azovstal.
Menurut para ahli militer, keputusan Putin ini masuk akal karena pertempuran di terowongan akan menimbulkan banyak tantangan, bahkan untuk pasukan yang secara teknis lebih unggul dan dapat menyebabkan banyak korban bagi tentara Rusia.
Tetapi pada 5 Mei, pasukan Rusia melancarkan serangan sengit ke Azovstal setelah menerobos pertahanan Ukraina.
"Dua hari telah berlalu sejak tentara Rusia menyerbu perimeter pabrik, pertempuran dan pertempuran berdarah sedang terjadi," kata Letnan Kolonel Denys Prokopenko, seorang komandan Ukraina.
Beberapa jam kemudian, Tuan Petro Andriushchenko mengatakan bahwa penembakan Rusia menghantam pabrik Azovstal sepanjang malam hingga pagi.
Baca Juga: AS Kirim Banyak Senjata ke Kyiv, Putin Menuduh Barat Menghasut Ukraina untuk Memecah Belah Rusia
Tentara Ukraina berhasil mempertahankan pabrik dari serangan frontal selama berminggu-minggu.