Negara-negara Barat Hadapi Kebimbangan Saat Diharuskan Memasok Senjata ke Ukraina

- 22 Juni 2022, 06:15 WIB
Ilustrasi senjata rudal.
Ilustrasi senjata rudal. /Pixabay/Defence-Imagery/

LINGKAR KEDIRI - Rusia dikabarkan telah mengepung kota Sievierodonetsk membuat negara-negara Barat menghadapi teka-teki apakah mereka harus terus memasok senjata atau menekan Ukraina untuk merundingkan perdamaian.

"Rusia melakukan segalanya untuk mengisolasi Sievierodonetsk," kata Gubernur Luhansk Serhiy Haidai pada 13 Juni di Telegram.

Sementara itu, di seberang sungai, pasukan Ukraina berusaha bertahan di Lysychansk berkat keuntungan medan. Namun, jumlah senjata mereka semakin menipis.

 Baca Juga: Rusia Terang-terangan Menyangkal Terkait Pasukan Aliansi Militer CSTO

“Tanpa mendukung peralatan militer, tentu saja (Rusia) akan melumpuhkan kita. Karena senjata dihancurkan setiap hari, kami harus menggantinya dengan (peralatan) baru," kata Oleksandr Voronenko, 46, seorang perwira yang ditempatkan di Lysychansk.

Pejabat Ukraina telah berulang kali meminta sekutu NATO itu untuk meningkatkan pengiriman senjata darurat dan jarak jauh selain senjata dasar, termasuk amunisi.

Baca Juga: Rusia Menuduh Ukraina Atas Serangan Terhadap Anjungan Minyak di Krimea

Namun, dengan perang yang semakin menguntungkan Rusia dan ekonomi Barat yang dipertaruhkan, sekutu Ukraina terpaksa menghadapi pertanyaan yang lebih mendesak.

Apakah akan menekan Ukraina atau tidak, memaksa Ukraina untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia?

Halaman:

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Zing News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x