LINGKAR KEDIRI – Ekonomi Sri Lanka telah "benar-benar runtuh" dan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional atau IMF adalah satu-satunya jalan untuk kebangkitan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen pada hari Rabu, kemarin.
“Kita sekarang menghadapi situasi yang jauh lebih serius di luar sekadar kekurangan bahan bakar, gas, listrik, dan makanan,” kata Wickremesinghe, dilansir LingkarKediri dari Bloomberg.
Ia juga seraya menambahkan bahwa negara Asia Selatan itu tidak dapat membeli bahan bakar impor, bahkan untuk uang tunai, karena utang yang besar dari negaranya. perusahaan minyak bumi.
"Kami sekarang melihat tanda-tanda kemungkinan jatuh ke titik terendah,” tambahnya.
Analisis suram muncul ketika pihak berwenang mengadakan pembicaraan dengan pemberi pinjaman yang berbasis di Washington untuk kesepakatan dana segar untuk negara yang bangkrut.
Sri Lanka membutuhkan $6 miliar dalam beberapa bulan mendatang untuk menopang cadangannya, membayar tagihan impor yang membengkak dan menstabilkan mata uangnya.