Perang Ukraina, Penjabat Pro-Rusia Mengatakan Zaporozhye Harus Menjadi Bagian dari Rusia: Tidak Ada Cara Lain

- 24 Juni 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi - Eks petinggi PBB menilai AS dan NATO akan 'tamat' apabila Rusia berhasil meraih kemenangan di Ukraina.
Ilustrasi - Eks petinggi PBB menilai AS dan NATO akan 'tamat' apabila Rusia berhasil meraih kemenangan di Ukraina. /REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy.

LINGKAR KEDIRI – Perang antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini belum menemukan titik terang untuk mengakhiri permusuhan.

Bahkan, sampai saat ini masih belum ada informasi lebih lanjut terkait pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina untuk menghentikan pertempuran.

Perang yang sudah memasuki empat Bulan ini pasukan Rusia telah berhasil menguasai sejumlah wilayah penting di Ukraina.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Hari Ini 23 Juni 2022: Takut Diceraikan, Elsa Janjikan Ini ke Nino, Reyna Dalam Bahaya

Sementra itu, sampai saat ini pejuang Ukraina terus berupaya untuk merebut kembali wilayah mereka yang dikendalikan oleh Rusia.

Perang yang semakin berlarut-larut ini, seorang penjabat mengatakan bahwa wilayah Zaporozhye harus bergabung dengan Rusia.

Dilansir dari RIA, disampaikan oleh Anggota Administrasi Negara wilayah Zaporozhye, Vladimir Rogov bahwa wilayah tersebut harus menjadi bagian dari Rusia sebab tidak sudah tidak ada acara lain agar kawasan itu diakuai.

“Kita seharusnya tidak menjadi wilayah abu-abu. Kita harus menjadi Rusia, kita tidak punya cara lain. Kita akan menjadi Rusia, atau menjadi wilayah yang tidak akan ada sama sekali,” kata Vladimir Rogov.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 23 Juni 2022, Mama Rosa Lakukan Hal Ini Demi Andin dan Reyna

Menurut Vladimir Rogov, wilayah Moskow termasuk Krimea khususnya, perlu membantu wilayah tersebut untuk berintegrasi dan bertransisi ke standar Rusia, termasuk dalam sistem pendidikan.

Seperti diketahui bahwa selama operasi khusus, militer Rusia menguasai wilayah Kherson dan bagian Azov dari wilayah Zaporozhye di Ukraina selatan.

Sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pasukan Rusia menyerah dalam invasinya di Ukraina.

Perlu diingat kembali bahwa operasi militer dan invasi di Ukraina telah dimulai oleh Rusia sejak 24 Februari 2022.

Dalam perang ini sempat disampaikan bahwa pemicaraan damai antara Rusia dan Ukraina telah menmui jalan buntu.

Baca Juga: Kasus Subang Sulit Terkuak, Yosef Terang-terangan Akan Melakukan Ini Jika Pelaku Tidak Kunjung Terungkap

Walau demikian, Rusia selalu mengatakan bahwa mereka selalu siap untuk bernegosiasi dengan Ukraina dalam rangka menghentikan peperangan.

Sementara itu, Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan sedikitpun wilayahnya kepada Rusia dengan imbalan gencatan senjata.

Bahkan terkait pembicaraan damai, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dirinya hanya akan menemui pemimpin Rusia, Vladimir Putin untuk bernegosiasi.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Donna Lia Suhervina

Sumber: RIA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x