Bill Burns juga meminta semua orang untuk melihat bagaimana kondisi Sri Lanka saat ini.
“Mereka (Sri Lanka) berhutang banyak pada China. Mereka telah membuat taruhan yang sangat tidak bijaksana untuk masa depan ekonomi negara mereka dan sebagai hasilnya mereka mendapatkan konsekuensinya, baik secara ekonomi maupun politik,” katanya.
“Saya pikir ini harus menjadi pelajaran bagi banyak negara lain, tidak hanya di Timur Tengah atau Asia Selatan, tetapi di seluruh dunia. Negara-negara harus mewaspadai jenis transaksi ini,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga secara terbuka menunjuk stagnasi ekspor gandum Ukraina sebagai faktor penyebab krisis di Sri Lanka.
China telah banyak berinvestasi di Sri Lanka, sebuah negara kepulauan yang berlokasi strategis di Samudra Hindia.
Bahkan dalam hal itu, Beijing juga bekerja sama dengan mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Sementara itu, Rajapaksa telah melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri minggu lalu dalam menghadapi protes rakyat.***