Terjadi Lagi! Pendeta Ortodoks di Prancis Ditembak Pria Misterius, Berikut Fakta dan Kronologinya

- 1 November 2020, 02:58 WIB
Peristiwa penembakan di Lyon, Prancis
Peristiwa penembakan di Lyon, Prancis /Le Figaro

Lingkar Kediri - Setelah terjadiya di Nice, aksi terorisme kembali terulang di salah satu kota di Prancis, yaitu Lyon.

Hanya memerlukan waktu dua hari saja, aksi terorisme di Prancis telah terjadi di dua tempat diatas.

Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 4 sore waktu setempat, Sabtu (31/10/2020) di dekat Gereja Ortodoks Yunani yang terletak di rue Père Chevrier di Lyon.

Baca Juga: Ternyata Inilah Pidato Lengkap Presiden Prancis yang Menyulut Amarah Umat Islam di Dunia

Seorang imam agung atau pendeta Ortodoks berkebangsaan Yunani ditembak dengan senapan oleh orang tidak dikenal.

Dilansir dari Le Figaro, pendeta tersebut diketahui bernama Nicolas K yang berumur 52 tahun. Nicolas juga diketahui telah memiliki 3 anak.

Saat itu, korban sedang dalam proses menutup gerbang gerejanya. Kemudian dia diserang oleh seorang pria lajang yang tidak dikenalnya.

Baca Juga: PBB dan MUI Kompak Mengecam Pernyataan Presiden Prancis

Pelaku melepaskan tembakan ke arah korban sebanyak dua kali dan langsung melarikan diri.

Kementerian Dalam Negeri Prancis melalui akun twitternya, menghimbau kepada masyarakat sekitar untuk menghindari daerah Jean-Mace karena ditakutkan akan ada serangan mendadak. Pihak keamanan pun juga turus serta menjaga wilayah sekitarnya.

"Sebuah acara sedang berlangsung di dekat sektor Jean-Macé, di arondisemen ke-7 di Lyon."

Baca Juga: Beredar Video Penutupan Masjid di Prancis Atas Perintah Emmanuel Macron, Berikut Faktanya

"Pasukan keamanan dan penyelamat ada di sana. Hindari daerah itu dan ikuti instruksi pihak berwenang," tulis Kementerian Dalam Negeri Prancis di twitter sebagaimana dikutip dari Le Figaro.

Pasukan kepolisian Prancis langsung menutup tempat kejadian dan berjaga-jaga di sekitarnya. Dan nantinya proses investigasi akan segera dilakukan untuk mengidentifikasi kasus penembakan tersebut.

Walikota Lyon, Gregory Doucet, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengesampingkan fakta-fakta yang ditemukan dalam proses investigasi nanti. Ia menambahkan bahwa dalam proses penanganan penembakan tersebut, dirinya tidak mengecualikan dan mengistimewakan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.

Baca Juga: Irjen Ignatius Sigit Meninggal Dunia, Kiprahnya di Dunia Antiteroris Tidak Diragukan Lagi

"Tidak ada jalur yang dikecualikan, tidak ada jalur yang diistemewakan," kata Doucet.

Dilansir dari Le Figaro, Uskup Emmanuel Adamakis, Metropolitan Gereja Ortodoks Prancis dan Presiden Konferensi Uskup Ortodoks Prancis, mengklaim telah diperingatkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Dia menjelaskan bahwa pendeta yang terluka itu akan segera meninggalkan Gereja Kabar Sukacita untuk kembali ke Yunani dan mengambil tanggung jawab baru di sana. Dia masih menempati akomodasi resminya.

Baca Juga: Bela Megawati, Sekjend PDIP: Apa yang Disampaikan Ibu Ketua Umum Adalah Tantangan Menggembleng Diri

Dengan kejadian ini, beberapa pemimpin agama dan masyarakat Prancis memberikan pesan dukungan kepada korban penembakan tersebut.

Aleksei, penjaga di salah satu gereja Ortodoks di Lyon mengatakan bahwa Ortodoks tengah sakit hati melihat kejadian itu.

"Gereja Ortodoks Yunani di Lyon adalah milik Patriarkat Konstantinopel, gereja saya terikat dengan Moskow, tetapi kami Ortodoks berbagi rasa sakit yang sama dalam menghadapi tragedi ini. Hari ini, kami adalah yatim piatu dari seorang imam ”, kata Aleksei.

Baca Juga: Kontroversi Emmanuel Macron, Jokowi: Menghubungkan Agama Dengan Aksi Teroris adalah Kesalahan Besar

Selain itu, Dewan Ibadah Muslim Prancis (CFCM) ikut mengomentari di akun twitternya seperti ini:

"Dukungan total dan solidaritas penuhnya dengan Ortodoks Prancis dalam menghadapi kengerian yang menargetkan salah satu pemeluknya," tulis CFCM di akun twitternya.

Kabar terbaru yang dirilis oleh Le Figaro, menyebutkan bahwa pelaku penembakan pendeta Ortodoks telah ditangkap.

Baca Juga: Reaksi Memanas Atas Pernyataan Emmanuel Macron, Berikut Beberapa Negara Muslim Teriakan Anti Prancis

Berdasarkan ciri-ciri pelaku yang didapat dari para saksi yaitu pria berjaket hitam lengan panjang, dan tinggi sekitar 1,90 Meter.

Hal ini dibenarkan oleh kantor kejaksaan Lyon, yang menekankan bahwa "seseorang yang bisa sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh saksi pertama telah ditempatkan di tahanan polisi".***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: Le Figaro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x