Virus ini Diprediksi Calon Pandemi Baru setelah Covid-19, Kenali Tanda dan Gejala

28 Januari 2021, 08:28 WIB
Ilustrasi Virus, Virus Napah adalah salah satu virus yang harus diwaspadai sebagai calon dari pandemi baru setelah covid-19 /Pixabay

LINGKAR KEDIRI - Hingga kini pandemi masih terjadi di dunia akibat adanya Covid-19.

Sebagaimana diketahui Virus Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi dunia oleh World Helath Nation (WHO) pada maret 2020 lalu.

Virus ini, pada Rabu 27 Januari 2021 keamrin mendapat tambahan kasus positif baru  diseluruh dunia sebanyak kurang lebih 500.000.

Baca Juga: 4 Organisasi Islam Ekstra Kampus Terbesar di Indonesia, Cocok Bagi Mahasiswa Belajar Kepemimpinan

Sementara itu, Indonesia hingga kini kasus posistif mencapai 1 juta kasus.

Selama beberapa bulan terakhir, Indonesia selalu bertengger di peringkat 20 besar untuk penambahan pasien virus corona.

Namun, kini Indonesia masuk 10 besar dunia, bahkan menyalip India yang sempat kewalahan menangani pandemi virus corona Covid-19, demikian terpantau di World O Meters.

Baca Juga: Sulit Tidur atau Insomnia Bisa diobati dengan Hidangan Ini, Yuk Simak Selengkapnya!

Belum selesainya pandemi yang disebabkan oleh Virus Covid-19, kini dunia diwanti agar waspada virus yang dapat menyebabkan pandemi setelah Covid-19.

Termasuk Indonesia, negara-negara harus mewaspadai calon pandemi baru, yang bermula dari virus nipah.

Potensi wabah virus nipah di Indonesia sudah disampaikan Menteri Kesehatan yang menjabat pada 2010, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.

Baca Juga: Inilah 4 Tips Sukses Menaikkan Keuntungan dengan Media Promosi Online, Pebisnis Wajib Tahu!

Kala itu, ia menyebutkan penyakit menular yang baru muncul (PMBM) atau emerging infectious diseases (EID), mempunyai potensi menimbulkan wabah, kerugian ekonomi dan kekacauan sosial yang hebat.

Ancaman tersebut sekitar 70% berasal dari penyakit hewan seperti SARS, NIPAH, Flu Burung, dan lain-lain.

Hal ini diperberat karena bangsa Indonesia, juga menghadapi penyakit menular bersumber binatang lainnya seperti Malaria, Demam berdarah, Filariasis (kaki gajah), Rabies dan penyakit menular langsung seperti Diare, Kecacingan, Kusta dll.

Baca Juga: Tanpa Disadari, 5 Shio Ini Bakal Raih Rezeki Nomplok di Tahun 2021, Salah Satunya Sifat yang Seperti Ini!

Hal itu disampaikan Menkes Endang, ketika membuka Rakernas Gerakan Nasional Peternak Sehat Ternak Sehat (PSTS) yang diselenggarakan Himpunan Masyarakat Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli).

Di luar negeri, virus nipah bahkan sudah terpantau mewabah sejak 2001-2011, seperti misalnya di Bangladesh.

Dari jurnal organisasi kesehatan dunia (WHO) berjudul “Nipah virus outbreaks in Bangladesh: a deadly infectious disease”, dalam dekade itu, sebanyak 196 kasus virus nipah ditemukan di Bangladesh.

Baca Juga: Rahasia Cepat Kaya Dengan Baca Ini, Lakukan 1 Kali Sebelum Tidur

Terdapat persentase 77% dari 150 kasusnya disebutkan berakibat kematian.

Adapun tanda dan Gejala Virus Nipah

Infeksi virus Nipah (NiV) dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat, antara lain pembengkakan otak (ensefalitis) dan berpotensi kematian.

Gejala, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), biasanya muncul dalam 4-14 hari setelah terpapar virus.

Baca Juga: Update Kasus COVID 19 di Indonesia 27 Januari 2020 Capai Angka 1 Juta

Penyakit ini awalnya muncul dalam bentuk demam dan sakit kepala selama 3-14 hari, dan sering kali termasuk tanda-tanda penyakit pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.

Fase pembengkakan otak (ensefalitis) dapat terjadi, di mana gejalanya dapat berupa kantuk, disorientasi, dan kebingungan mental, yang dapat dengan cepat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.

Gejala awalnya mungkin termasuk satu atau beberapa dari berikut ini:

Baca Juga: 5 Destinasi Kawasan Wisata Super Prioritas, PR Jokowi untuk Sandiaga Uno

Demam
Sakit kepala
Batuk
Sakit tenggorokan
Sulit bernafas
Muntah
Gejala yang parah bisa terjadi, seperti:Disorientasi, mengantuk, atau kebingungan, Kejang, Koma, Pembengkakan otak (ensefalitis)

Baca Juga: Dana 28,8 Triliun Banpres Telah Tersalurkan Ke 12 Juta Pelaku Usaha Mikro Di Tahun 2020, Begini Penjelasan

Berdasarakan keterngan CDC, kematian dapat terjadi pada 40-75% kasus.

Hal tersebut sebagiaman dikutip Lingkar Kediri dari artikel yang sudah tayang di Pikiran Rakyat dalam "Virus Nipah Sudah Diperingatkan Sejak Dekade Lalu dalam Potensi Wabah, Kenali Gejalanya"

Efek samping jangka panjang pada orang yang selamat dari infeksi virus Nipah telah dicatat, termasuk kejang yang menetap dan perubahan kepribadian.***(Gita Pratiwi/Pikiran Rakyat)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler