Waspada! Bahan Plastik Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Berbahaya, Berikut Tipsnya

- 14 November 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi botol air mineral.
Ilustrasi botol air mineral. /

LINGKAR KEDIRI – Tubuh kita membutuhkan konsumsi air mineral yang cukup. Namun kualitas air mineral juga penting untuk diketahui. Saat ini banyak kita temukan air mineral isi ulang dengan harga yang relatif murah.

Terdapat dua jenis kemasan galon isi ulang yang terbuat dari Polikarbonat yang mengandung BPA dan kemasan galon sekali pakai dari bahan Polyethylene terephthalate (PET) yang tidak mengandung Bisphenol A atau BPA (BPA Free).

Namun masih banyak pengguna galon isi ulang yang mengandung BPA, padahal sudah tersedia jenis galon yang menggunakan PET dan aman untuk kesehatan.

Baca Juga: Pemkot Kediri Imbau Staf BUMN dan Swasta Kenakan Tenun Ikat, Pengrajin Mulai Banyak Pesanan

Baca Juga: Istimewa, ini 4 Destinasi Wisata Banyuwangi yang Bakal Manjakan Liburanmu, Yuk Simak!

Sepertinya, hal ini telah menjadi perhatian Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait untuk mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam membeli produk kemasan plastik, entah berbentuk botol, tempat makan atau lainnya.

Arist Merdeka memaparkan, jika persoalan plastik telah menjadi konsentrasi Komnas PA sejak tiga tahun silam yang dampaknya tidak berpengaruh pada kesehatan saja, namun juga menghambat pertumbuhan anak secara mental, dan intelektual.

Ia juga sempat mengingatkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar berhati-hati dalam mengawasi produk kemasan plastik.

Baca Juga: 99 Persen Masyarakat Paham 3M Tapi Tidak dengan 3T, Apa Bedanya? Simak Hasil Survei IPSOS Berikut

Bahan plastik yang terbuat dari polikarbonat (kode no 7) merupakan senyawa Bisphenol A yang lebih dikenal dengan sebutan BPA.

BPA ini lah yang mengandung racun berbahaya untuk anak-anak, terutama pada kemasan  galon isi ulang.

Arzeti Bilbina Huzaimi selaku anggota DPR RI Komisi IX menjalaskan bahwa zat kimia BPA bisa melalui botol-botol plastik yang dibawa anak-anak sekolah, juga air minum galon isi ulang yang ada di sekolah.

Baca Juga: Kabar Gembira! Penerima PKH Naik 30 Persen Tahun Depan

Arzeti menegaskan bahwa paparan bahaya plastik BPA lebih mengenai anak-anak sekolah yang setiap hati membawa botol plastik untuk kemudian diisi air di sekolah dari air galon isi ulang.

Beberapa penelitian menunjukkan BPA baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta.

BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus terutama dalam bentuk aktifnya. Sedangkan BPA inaktifnya menembus plasenta maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif.

Baca Juga: Selain Pfizer dan Sputnik V, Moderna Dianggap Efektif Mengatasi COVID-19

Penelitian tersebut menunjukkan, fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta.

Jika paparan estrogen terjadi di rahim pada waktu yang tidak tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem. Termasuk sistem reproduksi, perkembangan otak, kelenjar susu dan sistem imun.

Namun jika paparan melewati pangan atau minuman yang tertelan, maka bayi akan mempunyai kemungkinan terpapar BPA dibanding kelompok umur lainnya.

Baca Juga: Pilkades 2020 Resmi Ditunda, Mendagri Tito Karnavian: Kita Tunda Setelah Pilkada

Komnas PA merekomendasikan menghentikan penggunaan kemasan BPA.

Salah satu plastik yang aman digunakan adalah plastik jenis plastik PET yang ditemukan hampir seluruh botol plastik kecuali pada air galon isi ulang.

Hengki Hendra Wibawa, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia berpendapat bahwa hendaknya setiap kemasan mengandung informasi tentang produk yang dikemas, dan jika mengandung bahan berbahaya harus menyertakan kodenya.

Baca Juga: Tak Hanya Lontong Balap, ini 5 Kuliner Khas Surabaya Yang Tersembunyi, Nomor 5 bikin Nagih!

Lantas bagaimana cara memilihnya?

1. Hindari kemasan minum dengan kode daur ulang 3 atau 7

2. Untuk kemasan aman digunakan baik sekali maupun berulang kali memiliki kode daur ulang 2 dan 4 (bahan polyethylene)

3. Kode nomor 5 (bahan polypropylene)

4. Kode nomor 1 (bahan PET).***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x