Mengapa 7 Kata Dalam Pancasila Dihilangkan? Simak Begini Penjelasannya

28 Juli 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi Pancasila. Gubernur NTB H Zulkieflimansyah menilai agama sama sekali tidak bertentangan dan tidak dapat dipertentangkan dengan Pancasila. /bpip.go.id

LINGKAR KEDIRI – Pancasila yang sekarang tidaklah sama dengan Pancasila yang pertama kali dibuat pada zaman dahulu.

Pancasila yang sekarang menjadi ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah mengalami perubahan dengan menghapus kata-kata yang berpotensi mempecah belah persatuan.

Jadilah Pancasila yang sekarang ini yang sudah dicocokkan dengan berbagai budaya di Nusantara dan sudah disepakati oleh rakyat Indonesia.

Baca Juga: TNI AU Sampaikan Permintaan Maaf Atas Insiden Anggotanya yang Viral Injak Kepala Warga di Merauke

Dalam rapat dasar negara pada 1 Juni 1945 dahulu, ada 2 usulan ideologi dasar negara yang paling populer yaitu ideologi Lima Dasar oleh Muh. Yamin dan Pancasila oleh Soekarno.

Lima Dasar tersebut adalah :

  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusiaan
  3. Peri Ketuhanan
  4. Peri Kerakyatan
  5. Kesejahteraan Rakyat

Lima dasar yang dikemukakan oleh Muh. Yamin berasal dari sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah berkembang di Indonesia.

Baca Juga: Kepala SKK Migas Ungkap Kinerja Industri Hulu Migas Semester I 2021 Hasilkan Penerimaan Negara Rp96,7 Trilliun

Selain itu juga dikemukakan ideologi Pancasila oleh Ir. Soekarno, dan pada waktu inilah diyakini sebagai hari lahirnya pancasila.

Dalam pidatonya 1 Juni 1945 Soekarno mengemukakan dasar-dasar Bernegara yaitu :

  1. Kebangsaan Indonesia (Nasionalisme)
  2. Kemanusiaan (Internasionalisme)
  3. Mufakat (Demokrasi)
  4. Kesejahteraan Sosial
  5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan

Lalu dasar-dasar ideologi tersebut di ‘godok’ oleh sebuat tim bernama panitia sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, A.A Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Moezakir, H. Agoes Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim dan Muh. Yamin.

Baca Juga: Cek Fakta: Warga Heboh Sebut Vaksin Sinovac Tidak Manjur, Berikut Fakta Sebenarnya!

Mereka menerima kritik dari kelompok Protestan dan Katolik, kritik tersebut ditujukan kepada kata pada sila pertama Pancasila.

Pesan tersebut diungkapkan oleh bawahan Laksamana Maeda, peran tersebut :

“ ..... Wakil-wakil Protestan dan Katolik dalam daerah-daerah yang dikuasai oleh Angakatan Laut Jepang berkeberatan dengan sangat terhadap bagian kalimat dalam pembukaan Undang Undang Dasar yang berbunyi : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Syariat Islam bagi pemeluknya”

Mereka tahu bahwa hal ini diterapkan pada umat Islam saja, tetapi dapat menimbulkan diskriminasi pada kaum agama minoritas.

Baca Juga: 7 Bahaya Asap Rokok pada Anak dan Bayi dan 7 Cara Mencegah Anak Menjadi Perokok Aktif

Oleh karena itu Panitia Sembilan mengadakan rapat kembali dan tercetuslah sila pertama dalam Pancasila yang seperti kita ketahui pada saat ini.

Hal ini disepakati demi persatuan Indonesia dan agar bangsa Indonesia tidak terpecah –pecah. Perpecahan hanya akan Indonesia mudah dijajah kembali, khususnya dijajah melalui agama.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Youtube Lia Lestari’s Journey

Tags

Terkini

Terpopuler