Miris! Indonesia Masuk 3 Besar Negara dengan Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Terburuk di Asia

- 2 Desember 2020, 19:58 WIB
Ilustrasi seseorang memegang uang/ Cottonbro/Pexels
Ilustrasi seseorang memegang uang/ Cottonbro/Pexels /

LINGKAR KEDIRI- Sebuah survey mengukur tingkat korupsi yang dilakukan oleh Transparency International pada Maret 2019 hingga September 2020 lalu menunjukkan hasil mencengangkan.

Pasalnya, hasil survey tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masuk peringkat tiga besar dengan pencapaian kasus korupsi, kolusi, nepotisme dan juga pemerasan terburuk di antara negara di Asia lainnya.

Pada edisi kesepuluh publikasi berjudul Global Corruption Barometer (GCB) Asia 2020, Transparency International melakukan pengukuran tingkat korupsi yang memiliki dasar perspektif dari penduduk negara kawasan Asia.

Baca Juga: Wow! 5 Terobosan Pemerintah Perbaiki Kesejahteraan Hidup Guru Honorer di Tahun 2021, Apa Saja?

Untuk memperoleh hasil tersebut, diambil data wawancara 20 ribu penduduk yang terbagi dari 17 negara-negara di Asia, tidak terkecuali Indonesia.

Wawancara dan survey tersebut fokus pada beberapa pengalaman dan pandangan masyarakat berkaitan dengan kegiatan korupsi dan kasus suap menyuap.

Dilansir dari Pikiran-rakyat.com pada artikel berjudul Diraih Sekaligus, Indonesia Masuk Tiga Besar Korupsi, Nepotisme, dan Pemerasan Terparah di Asia, hasil survey tersebut menunjukkan bahwa terdapat 38 persen responden survey yang menganggap ada peningkatan jumlah kasus korupsi dalam 12 bulan belakangan.

Selain itu, ada 28 persen responden yang menganggap korupsi masih sama saja dengan masa lalu. Sedangkan 32 persen lainnya beranggapan ada penurunan jumlah kasus korupsi.

Baca Juga: Tak Hanya Dosen, Ini Penerima Bantuan Subsidi Upah Kemendikbud pada November 2020,Baca Selengkapnya!

Dari banyaknya kasus korupsi, beberapa pihak yang dianggap paling korup yakni anggota dewan, anggota DPRD, presiden, perdana menteri, pejabat dan yang terakhir yaitu polisi. Sedangkan profesi bankir dianggap pihak yang paling jujur.

Hasil survey tersebut juga diperoleh sekitar 74 persen masyarakat di Asia beranggapan bahwa korupsi adalah masalah besar. Sedangkan 24 persen diantaranya beranggapan bahwa korupsi hal yang biasa terjadi.

Mengenai penanganan kasus korupsi, 61 persen masyarakat masih beranggapan bahwa pemerintah sudah cukup baik menanganinya. Sisanya 37 persen responden beranggapan, Pemerintah justru masih belum maksimal menangani hal ini.

Baca Juga: Kemendikbud Berikan Bantuan Subsidi Upah Rp1,8 Juta bagi PTK Non PNS, Catat Persyaratannya!

Pada survey tingkat korupsi di suatu negara, Indonesia menempati peringkat ke tiga setelah India dan Kamboja.

Selain kasus korupsi, kasus suap menyuap juga kerap kali terjadi. Di Indonesia saja, 30 persen responden beranggapan bahwa terjadinya suap menyuap pejabat masi sangat tinggi terutama pada pelayanan publik.

Untuk kasus ini, polisi dianggap paling banyak melakukan hal tersebut daripada institusi lain seperti pengadilan, kependudukan, sekolah, utilitas ataupun rumah sakit.

Pada survey perihal nepotisme, lagi lagi Indonesia masuk 3 peringkat teratas. India menempati posisi pertama, kemudian Indonesia dan Tiongkok pada peringkat tiga.

Baca Juga: Wow! Ini 4 Destinasi Wisata Lokal Pilihan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina; Bali Salah Satunya

Yang cukup mencengangkan, 36 persen responden asal Indonesia beranggapan perlunya memiliki kenalan 'orang dalam' ketika memiliki kepentingan yang berkaitan dengan layanan publik.

Mirisnya, untuk kasus pemerkosaan atau pemerasan seksual, Indonesia menjadi top peringkat pertama dibandingkan beberapa negara lainnya seperti Sri Lanka, Thailand dan beberapa negara lainnya.

Pencapaian buruk tersebut didukung hasil 18 persen responden yang menyatakan pernah mengalami pemerasan atau pelecehan seksual. Perilaku tercela tersebut dianggap sebagai balas jasa atas kemudahan akses layanan publik yang telah diberikan.

Baca Juga: Target Kunjungan Wisatawan Turun Tajam Selama Pandemi, Kemenparekraf Terapkan SOP Kebiasaan Baru

Semoga kedepannya pemerintah bisa melakukan pembenahan dan melibatkan seluruh masyarakat mengantisipasi terjadinya Korupsi,Kolusi, Nepotisme serta pemerasan. ***

(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah