Ketiga, meningkatnya tingkat risiko kredit telah menciptakan tekanan untuk perlindungan pembayaran yang lebih kuat.
Keempat, meskipun implementasi BRI tidak mendorong perubahan besar pada komposisi sektoral atau geografis dari program pembiayaan pembangunan luar negeri negara tersebut, ini telah menandai transisi penting dalam cara China membiayai proyek-proyek infrastruktur.
Kelima, ditemukan bahwa 35% dari portofolio proyek infrastruktur BRI menghadapi masalah implementasi yang besar, seperti skandal korupsi, pelanggaran perburuhan, bahaya lingkungan, dan protes publik.
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya pernah tayang di Galamedia dengan judul “Indonesia Disebut Miliki Utang Tersembunyi dari China, Stafsus Menkeu: Rawan Digoreng Hingga Gosong”.***