Aset Kripto yang Terus Berkembang Dikaji hingga Melahirkan Uang Digital di Berbagai Negara

- 26 Juli 2022, 07:10 WIB
Ilustrasi kripto.
Ilustrasi kripto. /foto: Reuters/Ilustrasi/DADO RUVIC/

 

LINGKAR KEDIRI - Aset kripto yang masif penggunaannya dapat dijadikan sebagai dasar bank sentral mengkaji lahirnya uang digital di berbagai negara.

Sebelumnya, penggunaan aset kripto terus berkembang. Namun, belakangan ini harga asset kripto mulai mengalami penurunan. Salah satunya adalah Bitcoin.

Laporan riset mengkonfirmasi yang dilakukan JP Morgan terbaru.

 Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa, 26 Juli 2022 untuk Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, dan Virgo

Lembaga itu memberikan ramalan harga Bitcoin aset kripto tertua, semakin turun seiring dengan biaya produksinya kini hanya berkisar USD13.000 per keping.

Hal tersebut menandakan biaya produksinya mengalami penurunan separuh lebih dari estimasi USD24.000 per keping pada awal Juni 2022.

Menurut laporan Cointelegraph, salah satu penyebab penurunan biaya menambang Bitcoin yakni penggunaan perangkat keras yang lebih efisien.

 Baca Juga: De Gea Terang-terangan Memperingatkan Rekan Setim MU untuk Tidak Bermain Memalukan

Berkembangnya penggunaan aset kripto sebagai alat pembayaran memang belum bisa diterima di sejumlah negara, meski di negara bersangkutan transaksinya tetap bisa berlangsung.

Halaman:

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Instagram @indonesiago.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x