Mengungkap Mitos Ratu Kidul Tsunami Purba dan Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Pulau Jawa, Simak!

- 7 Oktober 2020, 17:53 WIB
Seorang pengunjung mengamati lukisan bergambar Ratu Kidul.
Seorang pengunjung mengamati lukisan bergambar Ratu Kidul. /ANTARA/R Rekotomo

“Kadang sains dapat berkembang dari mitos. Seperti cerita adanya kota yang hilang di sekitar selatan Sumatra, Riau. Cerita inilah yang ditelusur menggunakan pendekatan ilmiah,” terang Zainal.

Salah satu mitos terkenal yang berhubungan dengan potensi tsunami pantai selatan Pulau Jawa adalah, sejarah pernah terjadinya tsunami di pantai selatan Jawa lewat mitos Ratu Kidul, diungkapkan oleh Eko Yulianto, peneliti paleotsunami Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneisa (LIPI).

Baca Juga: Siap Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami: Panduan Evakuasi Bisa di Download Disini

Selain melalui panggilan deposit tsunami, Eko juga melacak keberadaan tsunami pada masa lalu lewat kisah-kisah dongeng dan mitos. Metode ini juga dikenal dengan geomitologi dengan keyakinan bahwa, mitos-mitos kerap menyimpan informasi tentang suatu peristiwa pada masa lalu.

“Prinsip yang digunakan adalah bumi mempunyai siklus untuk peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya apakah itu letusan gunung, tsunami, banjir, gempa, dan sebagainya. Kejadian alam dan mitos ini kemudian dapat disatukan dalam ilmu geomitologi,” jelas Eko.

Eko mengatakan, bahwa metode penelitian geomitologi meyakini bahwa mitos-mitos masa lalu bukan hanya mitos belaka, lebih sari itu mitos kerap menyimpan informasi tentang sesuatu peristiwa di masa lalu yang kita tidak tahu.

Baca Juga: Tagar Anak STM Duduki Trending Twitter, Panggilan Aksi Untuk Anak STM Menggema

“Seperti contohnya adalah mitos tentang Ratu Kidul yang diduga adalah metafora bahwa pernah terjadi gelombang besar di pesisir Selatan Jawa.”katanya.

Ia mengungkapkan, penelitian geomitologi bukan sekedar cocokologi, seperti yang banyak ditemui saat ini.

“Geomitologi tidak hanya berhenti pada mitos-mitos dan spekulasi. Mitos dan spekuluasi tersebut terus diverifikasi dan dibuktikan secara ilmiah. Sementara cocoklogi hanya berhenti pada spekulasi tanpa dibuktikan lebih lanjut,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x