Mengungkap Mitos Ratu Kidul Tsunami Purba dan Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Pulau Jawa, Simak!

- 7 Oktober 2020, 17:53 WIB
Seorang pengunjung mengamati lukisan bergambar Ratu Kidul.
Seorang pengunjung mengamati lukisan bergambar Ratu Kidul. /ANTARA/R Rekotomo

Baca Juga: Omnibus Law Cipta Kerja Tuai Kontroversi, Staff Presiden: Tidak Puas? Gugat ke MK, Pemerintah Siap

Eko memulai penelitiannya karena menemukan adanya lapisan pasir di daerah Pangandaran yang menandakan pernah terjadi tsunami di daerah tersebut, sekitar 400 tahun yang lalu.

Lantas penelitian selanjutnya di pesisir Jawa lain dan menemukan rekam jejak yang sama pada masa yang sama pula.

“Dari sini saya bertanya-tanya, ada peristiwa apa di tanah Jawa pada 400 tahun yang lalu. Ternyata sesuai penjelasan di Babad Tanah Jawi saat itu kerajaan Mataram dibangun Islam dan Panembahan Senopati menjadi raja pertamanya,” ungkap Eko.

Eko kemudian mengumpulkan berbagai catatan sejarah dan cerita rakyat untuk meneliti jejak tsunami jaman purbakala ini. Salah satunya adalah mengenai mitos Ratu Kidul yang dipercayai banyak masyarakat sebagai penguasa pantai selatan Jawa.

Baca Juga: Ternyata Alam Juga Ikut Memberi Tanda, Jika Tsunami Pulau Jawa Akan Datang

Ada cerita Panembahan Senopati bertapa di pantai Selatan Jawa untuk meminta bantuan kepada Ratu Kidul untuk dapat membangun kerajaan Mataram, sedangkan dirinya bukan keturunan langsung raja. Setelah pertapaan tersebut, timbulah gelombang tinggi,” terangnya.

Eko menyamakan mitos Ratu Kidul dengan mitos tembang Serat Sri Nata, yang menjelaskan adanya bencana gelombang tinggi, airnya panas sehingga membunuh banyak makhluk hidup. Dalam Serat Sri Nata tertulis bahwa langit kala itu bergemuruh dan gelap disertai badai petir.

Baca Juga: Mengejutkan! 8 Fakta Mengenai Ancaman Tsunami di Selatan Pulau Jawa

“Bukankah ini membuktikan bahwa bencana itu benar terjadi. Hanya saja Panembahan Senopati berhasil memanfaatkan bencana ini agar seolah-olah Ratu Kidul merestuinya menjadi raja. Ia mengemas bencana ini sebagai mitos turun-temurun untuk kepentingan legitimasi politiknya,” jelas Eko.

Halaman:

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x