Mulai Bulan Oktober Berbagai Wilayah Indonesia Terdampak La Nina! Berikut 5 Hal Yang Akan Terjadi

- 10 Oktober 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi cuaca buruk
Ilustrasi cuaca buruk /Ahmad Roni//PEXELS

LINGKAR KEDIRI – Pada periode bulan Oktober dan November 2020, selain memasuki musim hujan berbagai wilayah di Indonesia juga terdampak oleh fenomena La Nina atau dinamika atmosfer, dan laut mempengaruhi cuaca di sekitar Laut Pasifik.

Kepala Bidang Peringatan Dini Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Supari mengatakan, bedasarkan data di BMKG mengenai curah hujan, wilayah-wilayah yang terdampak La Nina antara lain wilayah Jawa hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Baca Juga: Mengungkap Mitos Ratu Kidul Tsunami Purba dan Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Pulau Jawa, Simak!

“September, Oktober, November daerah-daerah yang terdampak La Nina patut diwaspadai,” ucap Supari, dalam konferensi pers di BNPB, Rabu (30/9).

"Berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik. Saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur," tambahnya.

Namun, untuk wilayah Sumatera, relatif tidak terdampak oleh La Nina disepanjang periode tersebut.

Baca Juga: Rapat Koordinasi Nasional BMKG, Untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Gempa Bumi, dan Tsunami

Hal tersebut disebabkan karena pada buian-bulan itu, wilayah Sumatera angin monsun asia telah masuk ke daerah tersebut.

“Sumatera itu, September sudah mulai masuk musim hujan di utara, Oktober di sekitar Sumatera tengah dan selatan. Jadi di Sumatera monsun lebih berperan,” jelasnya.

Dia pun mengingatkan, fenomena La Nina dapat memicu frekuensi dan curah hujan yang jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga bisa memunculkan potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Baca Juga: Waspada Terjadi Gempa Bumi dan Tsunami, Ketua BMKG: Ini Bukan Terjadi Peningkatan, Tapi Lonjakan!

Berikut 5 hal yang terkait dampak fenomena La Nina di Indonesia.

  • Berdampak Pada Cuaca

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supari mengingatkan masyarakat Indonesia terkait fenomena La Nina yang akan terjadi di Indonesia.

Supari mengatakan, fenomena La Nina akan menyebabkan bencana hidrometeorologi. Namun, dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.

"La Nina akan berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi," jelas Supari.

Baca Juga: Menghadapi Ancaman Tsunami di Selatan Pulau Jawa, Menristek: Kita Tidak Bisa Lari Dari Bencana

  • Waspadai Potensi Bencana

Supari mengingatkan, bahwa La Nina dapat memicu frekuensi dan curah hujan yang jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor akan meningkat.

"La Nina membuat curah hujan akan naik. Bahkan sampai bulan April 2021. Potensi bencana yang ditimbilkan harus diwaspadai oleh masyarakat," ujar dia.

Menyikapi potensi tersebut, Supari menyampaikan perlunya kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi hujan di atas normal pada 20 hari pertama dibulan Oktober 2020.

Baca Juga: Mengejutkan! 8 Fakta Mengenai Ancaman Tsunami di Selatan Pulau Jawa

  • Dampak Yang Berbeda di Setiap Wilayah

Anomali iklim La Nina saat ini terpantau sudah berkembang di Samudra Pasifik Ekuator dan diperkirakan akan mencapai intensitas moderate hingga akhir 2020. Sehingga perlu diwaspadai dampaknya yang juga dirasakan wilayah Indonesia.

Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation), menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir, dengan nilai anomali telah melewati angka minus 0,5 derajat Celsius, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah minus 0,6 derajat Celsius pada Agustus dan minus 0,9 derajat Celsius pada September 2020.

Baca Juga: Daftar 14 Wilayah Indonesia Terancam Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG: Tidak Hanya Pulau Jawa Saja

"Dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Herizal, Sabtu (3/10).

  • Curah Hujan Naik Mencapai 40 Persen

BMKG memprediksi hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan iklim La-Nina sedang berkembang.

BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir 2020.

Baca Juga: Perlu Diwaspadai, Mulai Bulan Oktober Berbagai Wilayah Indonesia Terdampak La Nina Kecuali Sumatera

"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya," kata Herizal.

  • Diperkirakan Terjadi Mulai Oktober Hingga Februari 2021

Pada Oktober di beberapa wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan, di antaranya pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah.

Baca Juga: Waspada! Cuaca Ekstrem Dampak La Nina di Wilayah Indonesia Mulai Terjadi di Bulan Oktober

Kemudian sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, juga sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Dan pada bulan Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara, dan Papua.

Baca Juga: Waspada Wilayah Pesisir! BMKG: Gelombang Tinggi Terjadi di 12 Wilayah Pada Tanggal 9 – 11 Oktober

Peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah