Hari Dokter Nasional 2020, Inilah Sejarah Berdirinya IDI di Indonesia

- 24 Oktober 2020, 10:04 WIB
Logo Hari Jadi ke-70 IDI yang bertepatan Hari Dokter Nasional.
Logo Hari Jadi ke-70 IDI yang bertepatan Hari Dokter Nasional. /@ikatandokterindonesia/Instagram

LINGKAR KEDIRI – Hadi Dokter Nasional diperingati setiap tanggal 24 Oktober setiap tahunnya. Hari dokter juga identik dengan Hari Jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Hari Dokter Nasional biasanya diperingati dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kedokteran, seperti senam sehat,  konsultasi kesehatan secara gratis, pengobatan gratis, dan sejumlah kegiatan lainnya.

Adapaun sejarah kata ‘dokter’ diambil dari bahasa latin ‘docore’ yang berarti’to lecture’ atau mengajar. Sementara istilah dokter dalam konteks medis adalah sebutan bagi semua profesional medis yang memiliki lisensi praktik dalam seni menyembuhkan penyakit.

Baca Juga: Inilah 8 Tersangka Kebakaran Kejagung, Dari Tukang Bangunan Hingga Pejabat, Simak Kronologisnya

Baca Juga: Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 2 Sebentar Lagi, Segera Cek Data Anda Agar Dana Dapat Cair

Melansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, momentum perayaan Hari Dokter di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1950. Sedangkan organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah lebih dahulu lahir.

Mulanya pada tahun 1911, perkumpulan dokter Nusantara bernama Vereniging van Indische Artsen berkiprah sebagai tenaga medis selama kurang lebih lima belas tahun. Kemudian pada tahun 1926, organisasi ini berubah nama menjadi Veregining Van Indonesische  Genesjkundigen (VGI).

Selanjutnya, pada tahun 1940 VGI  mengadakan kongres di Solo yang dibina oleh Prof. Bahder Djohan. Kongres tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memikirkan istilah baru di dunia kedokteran.

Baca Juga: Daftar BPUM, Jangan Lupa Buat SKU Jika Usaha UMKM Anda Berbeda Lokasi, Simak Selengkapnya

Tiga tahun kemudian, VGI akhirnya dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Pada 30 Juli 1950 diadakan lagi sebuah pertemuan atas usulan Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabiban (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia).

Dari  hasil pertemuan tersebut akhirya disepakati sebuah nama baru yakni Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (MDWI) yang diketuai Dr. Bahder Djohan.

Baca Juga: Cek Online Banpres UMKM 2,4 Juta Cukup Pakai NIK di KTP atau KK, Segera Akses eform.bri.co.id/bpum

Kemudian puncaknya, pada tanggal 22 hingga 25 September 1950, Muktamar I  Ikatan Dokter Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park dan baru diresmikan pada bulan Oktober.

Dalam muktamar IDI tersebut, Terpilihlah ketua umum IDI pertama, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo.

Profesi dokter juga memiliki peranan dalam sejarah perjuangan bangsa.

Baca Juga: Cek Online Banpres UMKM 2,4 Juta Cukup Pakai NIK di KTP atau KK, Segera Akses eform.bri.co.id/bpum

Berkaca pada zaman perjuangan kemerdekaan, momentum profesi dokter Indonesia pertama lahir lewat keputusan Gubernemen No. 22 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran Indonesia (Nederlanch Indie), yakni pada tanggal 2 Januari 1849.

Pendirian sekolah pendidikan dokter di Indonesia bermula dari adanya wabah malaria hingga membuat Pemerintah Hindia-Belanda kewalahan.

Dari kejadian tersebut, akhirnya sebanyak dua belas orang siswa diluluskan setelah menempuh proses pendidikan selama dua tahun.

Baca Juga: Kontroversi Irene Red Velvet, Netizen Berspekulasi Insiden Inilah yang Memicu

Para lulusan tersebut diberi gelar ‘Dokter Djawa’. Meski mendapat gelar tersebut, mereka hanya dipekerjakan sebagai mantri cacar.

Setelah melalui masa perjalanan yang panjang, akhirnya pada tahun 1898 didirikanlah sebuah sekolah pendidikan dokter yang sebenarnya dengan nama STOVIA.

Sekolah inilah yang akhirnya melahirkan dokter-dokter pejuang kemerdekaan.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: promkes.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x