Mengenang Peristiwa Insiden Schelle, Kekalahan Indonesia Atas Malaysia Pada Piala Thomas 1967

6 Oktober 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi. Badminton. /PIXABAY/saif71

LINGKAR KEDIRI - Piala Thomas merupakan kejuaraan bulutangkis beregu putra yang diinisiasi oleh Sir George Alan Thomas pada tahun 1939.

Karena terjadi perang dunia ke dua, kejuaraan ini baru bisa terselenggara 10 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1949.

Pada awalnya, kejuaraan Thomas Cup ini diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dengan memainkan sembilan partai, 5 partai tunggal putra dan 4 partai ganda putra .

 Baca Juga: Kenapa Bernyanyi dan Mendengarkan Musik Membuat Kita Merasa Lebih Baik? Ini Penjelasannya

Sejak  1984 hingga sekarang Piala Thomas diadakan dua tahun sekali dengan memainkan lima partai di setiap pertandingan.

Malaysia adalah negara pertama yang menjadi meraih juara pada kejuaraan ini dengan mengalahkan Denmark dengan perolehan score 8-1.

Indonesia sendiri pertama kali mengikuti Thomas Cup adalah pada tahun 1958, pada saat itu Indonesia diperkuat oleh pemain seperti Tan Joe Hock dan hingga Ferry Sonneville langsung merebut piala tersebut dari tim Malaysia .

 Baca Juga: Sinopsis Film Logan Lucky, Aksi Perampokan Konyol di Tengah Pertandingan Balapan Nascar Berlangsung

Pada ajang yang sama pada 1961 dan 1964 Indonesia juga mampu mempertahankan gelar juara.

Rivalitas antara Indonesia dan Malaysia pun pecah pada gelaran Thomas Cup 1967.

Dilansir Lingkar Kediri dari Kanal Youtub Magista8 pada Rabu, 6 Oktiber 2021. Pertandingan antara Indonesia dengan Malaysia ini menjadi daya tarik tersendiri mengingat pada tahun 1962 hingga 1966 kedua negara baru saja terlibat konflik politik antar Negeri.

Meskipun konfrontasi dengan Malaysia sudah diselesaikan secara damai setahun sebelumnya, tak bisa dipungkiri jika semangat ‘Ganyang Malaysia’ masih tebal menggantung di langit-langit Istora.

Baca Juga: Sinopsis Film Transcendence, Eksperimen Ilmuwan Gila yang Coba Memindah Jiwanya ke Dalam Komputer

Tepat pada Jumat 9 Juni 1967, Jakarta disibukkan dengan ribuan supporter bulutangkis Indonesia yang berbondong-bondong masuk ke Istora Senayan.

Namun dibalik antusias pecinta bulutangkis Indonesia, tim Piala Thomas Indonesia saat itu sebenarnya berada di ujung titik nadi karena memiliki komposisi pemain yang tak terlalu diunggulkan untuk mengikuti ajang sekelas Piala Thomas.

Pada saat itu terjadi kontroversi terkait susunan pemain, dimana Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) lebih memilih pemain yang sudah berusia 36 tahun daripada memainkan pemain muda.

Hal ini pun terjawab dengan kekalahan Ferry Sonneville yang turun di partai pembuka melawan tunggal putra Malaysia.

 Baca Juga: 5 Kebiasaan Ini Akan Membuat Hidup Terasa Lebih Sulit, Hindari Agar Hidup Bahagia

Beruntung, supporter Indonesia bisa kembali bersorak setelah Rudi Hartono di partai kedua menyamakan kedudukan 1-1 untuk Indonesia.

Sebelum akhirnya Indonesia harus menutup hari pertama dengan kekalahan 1-3 setelah Malaysia mencuri kemenangan dari dua ganda putra.

Pada hari kedua sempat kalah di pertandingan pertama dan tertinggal 1-4, Indonesia mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan menjadi 3-4.

Pada partai ke 8, Malaysia yang hanya membutuhkan satu kemenangan Untuk menjadi juara langsung menurunkan ganda terbaiknya yaitu Ng Boon Be dan Tan Yee Khan.

 Baca Juga: Sinopsis Film Drive Hard, Kisah Mantan Pembalap Mobil Tidak Sadar Ikut dalam Aksi Perampokan

Sementara Indonesia menurunkan ganda putra mereka Mulyadi dan Agus Susanto.

Mengetahui Indonesia melawan pasangan yang berat dengan kalah 15-3 pada set pertama dan tertinggal 10-2 pada set kedua membuat supporter di Istora tak tinggal diam.

Mulai dari teror, ocehan, hingga lampu flash diarahkan untuk mengganggu konsentrasi pemain Malaysia.

Hasilnya Indonesia mampu berbalik unggul pada set kedua dengan skor 13-15.

Namun, ketika pertandingan set ketiga akan dimulai, tamu kehormatan bernama Herbert Schelle meminta untuk menunda jalannya pertandingan.

 Baca Juga: Berikut 6 Pemimpin Negara di Dunia yang Jasadnya Diawetkan Di Museum, Simak Ulasannya

Herbert Schelle adalah mantan atlet bulu tangkis asal Inggris dan merupakan sekretaris IBF sejak tahun 1983 . Ia juga disebut sebagai Mr. Badminton.

Pria asal Inggris tersebut menganggap pertandingan sudah tidak kondusif dan berharap pertandingan dilanjutkan esok hari.

Baca Juga: Cek Fakta: PDIP Ancam Akan Memecat Ganjar Pranowo? Simak Begini Faktanya!

Namun pihak Indonesia menolak mentah-mentah permintaan tersebut dan membuat IBF yang sekarang menjadi BWF memutuskan untuk melanjutkan pertandingan di tempat yang netral yaitu di Selandia baru

Namun, keputusan IBF tersebut tak dipatuhi Indonesia dengan tak datang ke Selandia baru.

Baca Juga: Setelah 6 Tahun Akhirnya Adele Beri Kabar Comeback Dengan Lagu Baru

IBF pun memutuskan trofi Piala Thomas 1967 jatuh ke tangan Malaysia dengan skor akhir 6-3.

Atas tragedi tersebut maka munculah istilah ‘Insiden Schelle’.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: YouTube @Magista8

Tags

Terkini

Terpopuler