Sementara itu, jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih dikonfirmasi.
"Kami masih (menunggu) data lengkapnya," katanya.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten Malang masih berkoordinasi untuk mengumpulkan data khusus tentang anak-anak yang menjadi korban penyerbuan dan kekacauan yang diakibatkannya.
Seperti yang sudah diinformasikan, kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor akhir 2-3.
Kecewa dengan hasil tersebut, sekitar tiga ribu suporter Arema FC dikabarkan berhamburan ke lapangan untuk melampiaskan kemarahan mereka pada pemain, ofisial, dan lainnya.
Melihat perbuatan dari para suporter tersebut, polisi berusaha menghalau massa dengan menembakkan gas air mata.
Saat ini, polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut penyelidikan atas insiden tersebut.
Bahkan, tim khusus pencari fakta telah dibentuk oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk menyelidiki kejadian tersebut.***