Turnamen Seri Asia Ditunda, Badminton Indonesia Pastikan Tidak Ikut Turnamen Hingga Akhir Tahun

- 27 September 2020, 14:34 WIB
BWF. /BWF
BWF. /BWF /

Lingkar Kediri - Badminton World Federation (BWF) secara resmi mengumumkan perhelatan seri Asia ditunda ke bulan Januari.

Sebelumnya, agenda seri Asia diselenggarakan pada bulan November tahun 2020. Namun karena kondisi pandemi Covid-19, mengharuskan BWF untuk pertandingan seri Asia di Thailang diundur.

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang diwakili Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiarto, mengapresiasi keputusan BWF. Ia menilai keselamatan atlet maupun pendukung adalah sesuatu yang harus menjadi prioritas utama.

Baca Juga: Pemerintah Ngotot Lanjutkan Pilkada, Gus Mus: Tampaknya Pemerintah Saja yang Yakin

Baca Juga: Kalahkan Betis 3-2, Ramos: Kami Memiliki Mentalitas Untuk Bangkit

"Sebetulnya kami sangat menyayangkan keputusan ini, artinya setelah All England, tidak ada turnamen sama sekali untuk pemain Indonesia karena kami tidak ikut Denmark Open. Namun, kami menghargai dan menghormati keputusan BWF yang kelihatannya masih mempertimbangkan situasi dan kondisi Covid-19," ujar Budiarto dikutip dari PBSI.

"Yang kami dengar, dari pemerintah Thailand belum ada lampu hijau secara detailnya mengenai pelaksanaan turnamen ini, jadi ini yang membuat BWF harus segera mengambil sikap. Tapi yang kami yakini BWF mempertimbangkan perkembangan Covid-19," lanjut Budiharto.

Dengan mundurnya turnamen seri Asia, maka para pebulutangkis Indonesia tidak akan mengikuti turnamen hingga akhir tahun ini. PBSI masih belum memutuskan apakah akan diadakan home tournament untuk ketiga kalinya sejak pandemi Covid-19. Sebelumnya PBSI telah melangsungkan home tournament perorangan dan simulasi Piala Thomas & Uber.

Baca Juga: Pasca Pemberlakuan PSBB, Jalan di Jakarta Sepi Kendaraan

Baca Juga: Pemutaran Film G30S PKI, Mahfud: Pemerintah Tidak Melarang

Budiharto memaparkan bahwa penampilan atlet di simulasi tentunya tidak akan sama dengan penampilan mereka di turnamen resmi.

"Kalau di pertandingan resmi, mereka akan ketemu dengan lawan-lawan yang membuat mereka ingin mengeluarkan semua kemampuan mereka, akan sangat berbeda dengan simulasi. Namanya simulasi, seserius apapun, pasti tidak semaksimal seperti mereka bertanding di turnamen resmi," jelas Budiharto.

PBSI akan mengkaji ulang wacana simulasi Piala Sudirman yang pernah diumumkan sebelumnya. Tim Pembinaan dan Prestasi akan berdiskusi kembali bersama tim pelatih untuk menyusun program mengembalikan performa atlet jelang tahun 2021 dan mempertimbangkan pengalaman selama ini bahwa latihan saja tidak cukup, atmosfer pertandingan tetap dibutuhkan oleh atlet.

Baca Juga: Update Covid-19 Kediri: Tambah 5 Kasus Positif per Sabtu, 26 September 2020

Baca Juga: Eri-Armuji Tak Hadiri Deklarasi Damai, Pengamat Politik Unair: Komitmen Itu Harus Bersama

Sementara itu, nasib turnamen Indonesia Masters yang biasanya diadakan di awal tahun pun masih belum bisa dipastikan. Jika mengacu pada skema turnamen beruntun di satu negara yang diterapkan BWF pada turnamen seri Eropa dan seri Asia, kemungkinan besar Indonesia Masters tidak bisa dilangsungkan sesuai jadwal.

"Sekali lagi, kebijakan BWF sekarang mengusahakan satu turnamen back to back di satu negara, artinya kalau turnamen seri Asia di Thailand pada Januari, maka perkiraan saya Indonesia Masters tidak akan ada, mungkin saja akan digabung dengan Indonesia Open, supaya sekali jalan," ungkap Budiharto.

Beberapa negara menerapkan prosedur karantina, sehingga penyelenggaraan turnamen di banyak negara dinilai tidak efektif karena banyak waktu terbuang.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: PBSI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x