Para Peneliti di China Mengklaim Bahwa COVID 19 Berasal dari India

28 November 2020, 14:09 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/PIRO4D

LINGKAR KEDIRI - Peneliti China telah mengklaim bahwa virus corona berasal dari India. Hal tersebut adalah upaya terbaru dari para akademisi untuk memindahkan Pandemi COVID 19 bukan dari wilayahnya.

Dilansir dari Dailymail, Sebuah tim peneliti dari Akademisi ilmu pengetahuan di China berpendapat bahwa virus yang telah berbulan-bulan menjadi pandemi di dunia kemungkinan berasal dari India.

Mereka menyatakan bahwa virus tersebut kemungkinan muncul saat musim panas 2019, muncul dari hewan ke manusia melalui media air, hingga virus tersebut hinggap di Wuhan, tempat pertama kali terdeteksi.

Baca Juga: Usai Korupsi Ekspor Benih Lobster, Gerindra Minta Maaf ke Jokowi dan Ma'ruf Amin

Namun, hal tersebut dibantah oleh David Robertson, seorang ahli dari Universitas Glasgow. Ia menyebutkan bahwa klaim tersebut cacat, dan tidak memberikan penjelasan tentang virus tersebut.

Bukan pertama kali pihak berwenang China melemparkan ke negara lain tanggung jawab atas awal mula pandemi ini.

Mereka terkadang menyalahkan tanpa bukti, seperti di Italia dan Amerika yang disalahkan sebagai tempat virus ini pertama kali berasal.

Baca Juga: Cara Cek Imei Ponsel, Begini 6 Langkah yang Anda Harus Lakukan

Disalahkannya India oleh China sebagai tempat pertama kali virus itu berasal, berbarengan dengan meningkatnya ketegangan politik di kedua negara tersebut.

Waktu itu, para tentara di kedua negara tersebut saling serang di sepanjang perbatasan yang sedang disengketakan.

Saat ini World Health Organization (WHO) tengah mencari sumber virus corona di China, karena bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa penyakit tersebut berasal dari salah satu kotanya, yaitu Wuhan.

Baca Juga: Hasil Crystal Palace vs Newcastle 0-2, Callum Wilson dan Joelinton Cetak 2 Gol di Menit Akhir

Para peneliti China menggunakan analisis filogenetik (studi tentang bagaimana virus tersebut bermutasi) untuk mencoba melacak asal virus tersebut.

Virus itu seperti sel, ia bermutasi saat berkembang biak, yang artinya perubahan kecil selalu terjadi dalam DNA mereka, setiap kali mereka mereplikasi/ memperbanyak diri.

Para ilmuwan berpendapat bahwa mungkin untuk melacak versi asli virus dengan menemukan sampel dengan mutasi paling sedikit.

Baca Juga: Viral Video Nyanyian ‘Hancurkan Risma Sekarang Juga’, Golkar: Bentuk Kekecewaan Warga Surabaya

Mereka mengatakan bahwa menggunakan metode ini akan mengesampingkan fakta bahwa virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan adalah virus yang pertama.

Sebaliknya, malah menunjuk delapan negara lain sebagai pembawa virus pertama, yaitu Bangladesh, AS, Yunani, Australia, India, Italia, Republik Ceko, Rusia atau Serbia.

Lalu merek mengerucutkan India dan Bangladesh karena secara goegrafis kedua negara tersebut bersebelahan dengan China.

Baca Juga: Setelah Direvisi, Berikut Daftar 11 Hari Libur Panjang Akhir Tahun 2020 yang Telah Ditetapkan

Dengan memperkirakan jumlah waktu yang dibutuhkan virus untuk bermutasi satu kali, dan membandingkannya dengan sampel yang diambil di sana, mereka juga berteori bahwa virus pertama kali muncul di sana pada Juli atau Agustus 2019.

Para peneliti China itu mengatakan bahwa dari Mei hingga Juni 2019,gelombang panas terpanjang kedua yang tercatat mengamuk di India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air serius di wilayah tersebut.

Kekurangan air membuat hewan liar seperti monyet terlibat dalam pertarungan mematikan antara satu sama lain dan tentunya akan meningkatkan kemungkinan interaksi manusia-hewan liar.

Baca Juga: Pasangan Suami Istri Ini Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Prostitusi Online Artis dan Selebgram

Mereka berspekulai bahwa penularan virus corona dari hewan ke manusia mungkin terjadi saat gelombang panas tersebut.

Para peneliti lebih lanjut berpendapat bahwa sistem perawatan kesehatan India buruk. Para pemuda yang menderita gejala Covid, tidak terlalu parah.

Hal tersebut memungkinkan para pemuda yang terkena virus corona tidak terdeteksi selama beberapa bulan.

Baca Juga: Benarkah Presiden Jokowi Segera Batalkan UU Cipta Kerja? Simak Berikut Faktanya

Mereka berspekulasi bahwa virus tersebut dapat menyebar ke negara lain dalam daftar mereka sebelum datang ke China, mungkin melalui Eropa.

Kesimpulan dari para peneliti di China adalah Pandemi COVID 19 tidak berasal dari Wuhan, dan sebelumnya telah menyebar di negara lain sebelum terdeteksi pertama kali di negaranya.

Namun, para peneliti dari negara lain tidak terlalu memerdulikan fakta tersebut. Mereka menganggap bahwa peneliti China ragu terhadap fakta utama bahwa virus tersebut terdeteksi pertama di Wuhan.

Baca Juga: Wajib Tahu! Dibalik Kelezatan Matcha, Ada Beberapa Hal yang Harus Anda Ketahui

Mereka tidak berusaha melakukan pelacakan virus di tempat virus pertama kali terdeteksi, dan malah mengambil langkah terjauh dengan mencarinya di negara lain.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler