Iran Tolak Usulan IAEA Terkait Perubahan Perjanjian Nuklir, Ketua IAEA: Banyak Pelanggaran Oleh Iran

- 19 Desember 2020, 20:14 WIB
Ilustrasi nuklir.*
Ilustrasi nuklir.* /pixabay

LINGKAR KEDIRI – Kazem Gharib Abadi, Duta Besar Iran untuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melakukan penolakan terhadap usulan perubahan isi perjanjian nuklir yang disepakati oleh Teheran dan Washington pada 2015 lalu (JCPoA).

Usulan Perubahan tersebut disampaikan oleh Kepala IAEA, Rafael Grossi.

Rafael Grossi berpendapat perjanjian nuklir baru dibutuhkan setelah Joe Biden terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat menggantikan sosok Donald Trump.

Baca Juga: Menteri PUPR Himbau Jajarannya hingga Bank Penyalur FLPP: Uang Tersebut Milik Rakyat!

Baca Juga: Komitmen Bantu UMKM, Instagram Umumkan Cara Baru Untuk Terhubung dengan Chat WhatsApp

Grossi mengatakan ada banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Iran sehingga perubahan isi perjanjian diperlukan saat Joe Biden resmi menjabat menjadi Presiden Amerika Serikat pada januari 2021.

Grossi mengatakan hal tersebut saat diwawancarai pada Kamis, 17 Desember 2020.

Meski telah berada di akhir jabatannya, Presiden Donald Trump masih tetap memutuskan keluar dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu.

Baca Juga: Dituduh Tak Urus Adik Tiri, Putri Delina Menahan Tangis: Kalau Ada Keperluan Langsung Bilang Putri

Terkait itu, terdapat perbedaan antara Donald Trump dan Joe Biden.

Presiden terpilih Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan kembali bergabung jika Iran tunduk pada isi kesepakatan.

Sejauh ini, IAEA menjadi badan dunia yang ditunjuk untuk mengawasi kepatuhan Iran terhadap isi perjanjian nuklir.

Baca Juga: 8 Musisi Indonesia yang Meninggal di 2020: Nomor 2 Karena Terpapar COVID 19

Sejak Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir dan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran, teheran membalas keputusan Washington dengan melanggar beberapa isi kesepakatan.

“Penilaian apapun yang ditujukan kepada bentuk-bentuk komitmen yang telah ditetapkan tentunya telah melampaui mandat yang diberikan kepada badan pengawasan dan sikap semacam itu harus dihindari,” ujar Dubes Gharib Abadi lewat unggahannya di media sosial Twitter, seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga: Dua Kantor Konsulat Amerika di Rusia Terpaksa Ditutup Demi Keamanan, Ini Penyebabnya

Disisi lain, kepala perwakilan Iran untuk IAEA mengatakan bahwa, IAEA diharapkan dapat bekerja sesuai dengan mandat yang diberikan dalam perjanjian nuklir Iran – Amerika Serikat yang kemudian disebut dengan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPoA).

Tak hanya itu, Hassan Rouhani, Presiden Iran yang menjadi salah satu perancang JCPoA berulang kali mengatakan mengenai beberapa kebijakan nuklirnya dapat dibatalkan jika Amerika Serikat mencabut Sanksi dan menghormati isi kesepakatan.***.

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah