LINGKAR KEDIRI - Presiden Philipina Rodrigo Duterte mengecam aksi yang dilakukan oleh China.
Pasalnya, China diduga melakukan serangan teritorial di perairan di sekitar Filiphina.
Selain itu, Negara tirai bambu ini juga tengah melakukan sikap agresif di perairan laut China selatan.
Hal demikian menyusul, setelah ratusan kapal China berada diperairan tersebut.
Menurut Penasehat hukum Duterte, Kejadian tersebut berisiko merusak hubungan diplomatik antara kedua negara dan menciptakan permusuhan yang tidak diinginkan
Untuk diketahui, Kapal-kapal itu berlabuh di perairan dekat Whitsun Reef pekan lalu, yang merupakan bagian dari kepulauan Kepulauan Spratly.
Kedua negara mengklaim kedaulatan atas terumbu karang, dengan Manila menegaskan bahwa terumbu karang itu termasuk dalam zona ekonomi eksklusifnya.
Pengacara Duarte, Salvador Panelo mengutuk tetap tinggal di Beijing di wilayah yang disengketakan dan memperingatkan bahwa mereka dapat menyebabkan permusuhan yang tidak diinginkan yang tidak ingin dikejar oleh kedua negara.