Mengerikan, Begini Kesaksian Para Dokter di Gaza Selama Serangan Israel Berlangsung

- 21 Mei 2021, 20:46 WIB
   Warga Palestina menghadiri pemakaman 10 anggota keluarga Abu-Hatab di Kota Gaza.
Warga Palestina menghadiri pemakaman 10 anggota keluarga Abu-Hatab di Kota Gaza. /Foto: The Sun / EPA

Baca Juga: Malaysia Jadi Target Serangan Israel, Mendagri: Tingkatkan Keamanan

“Ada kekurangan bahan dan perangkat medis. Kami memiliki keahlian yang tidak tersedia di negara tetangga. Ketika delegasi medis datang ke sini, mereka kagum dengan apa yang kami lakukan di sektor ini,”.

“Dibutuhkan sikap internasional. Kami adalah orang-orang yang tidak berdaya dan media serta persenjataan kami lemah, tidak seperti Israel. Saya memiliki kewarganegaraan lain, saya orang Rusia dan saya memilih Presiden Vladimir Putin,”.

“Saya ingin meminta dukungannya kepada kami, warga Rusia, untuk menghentikan eskalasi dan pembantaian ini. Istri saya juga orang Rusia, dia telah menyaksikan tiga perang Israel di Gaza, dan dapat mengatasi situasi saat ini dengan lebih baik daripada saya,”.

“Saya khawatir generasi masa depan Palestina akan dirusak oleh senjata dan bom yang digunakan Israel. Kami tidak memiliki laboratorium untuk memeriksanya, tetapi masalah ini akan terlihat di tahun-tahun mendatang. Kanker berlimpah dan ini adalah hasil dari apa yang mereka gunakan dalam perang sebelumnya," tutur Awad.

Muhammad Ibrahim Al Ron (40), Konsultan Ahli Bedah dan Kepala Departemen Bedah Umum

“Dalam perang ini, itu sulit. Keluarga membutuhkan Anda dan rumah sakit membutuhkan Anda, tetapi Anda tidak dapat berada di dua tempat pada waktu yang sama. Di rumah sakit, pekerjaan dibagi menjadi tiga tim yang bekerja selama 24 jam dan istirahat selama 24 jam. Tapi kami juga datang saat waktu istirahat,”.

“Musuh berfokus pada pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah. Sebagian besar kasus yang muncul akibat pemboman rumah adalah anak-anak dan perempuan. Ini adalah taktik militer, mungkin musuh mencoba untuk mengalahkan orang secara psikologis, dan membunuh menabur ketakutan di antara orang-orang dan membuat mereka tidak stabil. Inilah kenyataan yang saya lihat,”.

“Semangat umum di Jalur Gaza tinggi dalam menanggapi (peristiwa di) Yerusalem . Namun ada juga ketakutan karena membom warga sipil, sehingga pergerakan warga dan perpindahannya tidak sama seperti sebelumnya,”.

Baca Juga: Brutal! Serangan Israel Bunuh Pria Disabilitas, Ibu Hamil dan Anak Usia 3 Tahun

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah