"Pengadilan akan menunda keputusan tersebut karena situasi di Yerusalem Timur sangat tegang. Apalagi setelah ada keluarga Palestina yang juga menghadapi pengusiran di Sheikh Jarrah dan penggerebekan ke Masjid Al-Aqsa," kata Fakhri dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 30 Mei 2021.
Meski begitu, Fakhri menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi jalannya pengusiran warga Palestina di wilayah tersebut demi kepentingan warga Israel.
Banyaknya aksi pengusiran sepihak sempat membuat kerusuhan dan bentrokan terjadi. Baru-baru ini.
Warga Palestina yang memprotes pengusiran kelompok mereka, bentrok dengan pasukan keamanan Israel. Akibatnya, banyak yang cedera dan dan ditangkap.
Walid Husseini, keponakan mendiang perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), berpendapat bahwa Palestina tidak akan menyerah terhadap segala bentuk pengusiran.
“Rakyat Palestina sudah menyerah pada Otoritas Palestina yang tidak bisa berbuat apapun. Sama seperti kepemimpinan Palestina yang korup di PLO," ujar Walid.
"Mereka sadar bahwa mereka harus mengambil tindakan sendiri. Komunitas internasional pun juga tidak akan menekan Israel atas tindakannya," tambahnya.
Pengusiran Israel atas warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur sudah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Kritik internasional dan tekanan terhadap Israel yang semakin meningkat, membuat pengusiran sempat terhenti. Namun, Israel kembali melakukannya.