Pemerintah Israel Capai Kompromi dengan Pemukim Yahudi Ilegal, Bangun Pos terdepan Di Tepi Barat

- 1 Juli 2021, 07:06 WIB
 Warga Palestina berkumpul untuk unjuk rasa hari kedua menuntut Presiden Mahmoud Abbas mengundurkan diri di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, 26 Juni 2021/REUTERS/Mohamad Torokman   
Warga Palestina berkumpul untuk unjuk rasa hari kedua menuntut Presiden Mahmoud Abbas mengundurkan diri di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, 26 Juni 2021/REUTERS/Mohamad Torokman   /

"Ini akan lebih atau kurang terisi penuh," katanya.

Baca Juga: Viral! Ini Dia Sosok Gadis Mirip Nike Ardilla, Ibunda Almarhumah Tak Kuasa Menahan Tangis saat Bertemu?

Untuk diketahui, Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967, dan Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.

Hampir 500.000 orang Israel tinggal di lebih dari 130 pemukiman resmi dan puluhan pos terdepan di Tepi Barat yang diduduki.

Orang-orang Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional memandang semua permukiman sebagai pelanggaran hukum internasional dan hambatan bagi perdamaian.

Pemerintah baru Israel dipimpin oleh Bennett, seorang pendukung setia para pemukim yang menentang negara Palestina.

Tapi itu tergantung pada koalisi ideologis yang beragam yang mencakup faksi sayap kiri dan partai kecil Arab yang menentang pemukiman.

Baca Juga: Cut Meyriska Umumkan bahwa Suaminya, Roger Danuarta Positif Covid-19, Begini Kronologisnya

Eviatar didirikan kembali pada awal Mei, beberapa hari setelah seorang Israel tewas dalam penembakan di jalan.

Pasukan Israel telah mengevakuasi pos terdepan tiga kali sebelumnya, tetapi kali ini pemerintah memutuskan untuk bernegosiasi dengan para pemukim, tampaknya untuk menghindari tontonan media tentang pasukan yang secara paksa menyeret keluarga Israel.***

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x