LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi tidak terlepas dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.
Bahkan saat ini konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina.
Baca Juga: Investor Masih Amati Konflik Rusia dengan Ukraina, Bursa Saham Wall Street Ditutup Bervariasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin segera menyerukan gencatan senjata oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ada kebutuhan untuk menahan diri secara maksimal dan memulai berdiskusi.
“Diplomasi dan diskusi harus lebih utama. Sebab, meningkatnya kekerasan mengakibatkan kematian warga sipil. Sudah cukup, prajurit harus kembali ke barak. Warga sipil harus dilindungi,” tutur Guterres.
Baca Juga: Mulai Rawan Demam Berdarah, Dinkes Kediri Ungkap Kasus DBD Januari-Februari 2022 Capai 49 Orang
Guterres menuturkan, bahwa bantuan kemanusiaan itu sangat penting, dan bukan suatu solusi, satu-satunya solusi adalah melalui perdamaian. Saya telah meyakinkan Presiden Ukraina bahwa PBB akan terus membantu, dan tidak akan meninggalkan mereka, bahkan memberi mereka bantuan kemanusiaan.
Sedangkan, perwakilan Ukraina untuk PBB mengatakan sejauh ini 352 orang, termasuk 16 anak-anak, tewas di negaranya selama konflik yang sedang berlangsung. Angka-angka ini terus bertambah tanpa henti, jika penembakan terus berlanjut.