Semakin Sengit, Rusia Terang-terangan Akui Serang Pasukan Ukraina yang Bercokol di Pabrik Azovstal

- 5 Mei 2022, 14:45 WIB
Ilustrasi. Petugas pemadam kebakaran berlari saat memadamkan api di pabrik baja Azovstal, Mariupol..
Ilustrasi. Petugas pemadam kebakaran berlari saat memadamkan api di pabrik baja Azovstal, Mariupol.. /Reuters/Stringer/

LINGKAR KEDIRI - Invasi Rusia yang diluncurkan pada Ukraina sekitar 2 bulan yang lalu, kini semakin memanas.

Konflik di antara kedua negara tersebut, hingga mencapai titik perang yang tidak berkesudahan.

Banyaknya korban jiwa dan kerugian infrastruktur di Ukraina, tak membuat pihak Rusia mengakhiri invasi.

 Baca Juga: Dikabarkan Tewaskan Warga Sipil Ukraina, Putin Disebut Berdusta Meski Telah Larang Pasukan Rusia Terkait Ini

Bahkan, saat ini pasukan Ukraina yang bercokol di pabrik baja Azovstal mengatakan bahwa Rusia menggunakan kendaraan lapis baja untuk menyerang.

Sementara Moskow mengkonfirmasi bahwa mereka melakukan serangan udara dan penembakan di daerah tersebut.

Video baru yang direkam di Mariupol menunjukkan beberapa gumpalan asap tebal membubung dari area pabrik setelah ledakan keras.

 Baca Juga: Kyiv Terancam Runtuh, Moskow Peringatkan Bahwa AS dan Polandia Merencanakan Pembagian Wilayah di Ukraina

Sviatoslav Palamar, seorang komandan batalion Azov mengatakan bahwa pada 3 Mei bahwa pabrik itu sedang diserang.

Menurut Denys Shlega, seorang komandan Ukraina di Azovstal, pasukan Rusia mulai menyerang sejak pagi (waktu setempat) dan menggunakan kendaraan lapis baja.

Denys Shlega mengatakan dua warga sipil di sebuah bunker tewas oleh serangan udara itu.

 Baca Juga: Kerusakan Besar Terjadi di Kyiv, Joe Biden Bertindak dengan Usulkan Paket 33 Miliar Dolar untuk Ukraina

Slega juga mengatakan ada sekitar 200 warga sipil yang tersisa di pabrik, termasuk 20 anak-anak.

"Dokter beroperasi dalam kondisi yang sangat sulit. Sekarang, ada sekitar 500 orang terluka di pabrik," kata Slega.

Meskipun demikian, pada 1 Mei, warga sipil yang terdampar dievakuasi dari pabrik Azovstal untuk pertama kalinya oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) berkoordinasi dengan pihak berwenang Ukraina dan Rusia.

 Baca Juga: Kasus Subang, Pelaku Diduga Menumbalkan Nyawa Bayi pada Iblis untuk Menyulitkan Penyidikan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sekitar 100 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah dibawa pergi.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Zing News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x