Emmanuel Macron Menyoal Kartun Nabi Muhammad SAW, Iran Menilai Prancis Menyulut Ekstremisme

- 28 Oktober 2020, 15:13 WIB
Menlu Iran Javid Zarif dalam salah satu tweetnya dia mengatakan bahwa Prancis telah menyulut gerakan ektremisme
Menlu Iran Javid Zarif dalam salah satu tweetnya dia mengatakan bahwa Prancis telah menyulut gerakan ektremisme /Tehrantimes

“Menghina 1,9 miliar Muslim - & kesucian mereka - karena kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara oportunistik. Itu hanya menyulut ekstremisme, ”katanya.

Baca Juga: Surat Edaran Penetapan Upah Minimum 2021, Ida Fauziyah: Ini Jalan Tengah Diambil Oleh Pemerintah

Ungkapan Menlu Iran ini, mengikuti pernyataan yang dibuat Macron setelah seorang remaja Chechnya membunuh seorang guru Prancis pada 16 Oktober.

Macron mengatakan guru sejarah Samuel Paty dipenggal kepalanya karena menunjukkan karikatur nabi kepada murid-muridnya

“karena para Islamis menginginkan masa depan kita”. Pada hari Minggu, Macron mengatakan dalam sebuah tweet: "Kami tidak akan menyerah, selamanya."

"Kami tidak menerima pidato kebencian dan membela debat yang masuk akal," tambah pemimpin Prancis itu.

Baca Juga: Berikut Link Mengunduh Logo Hari Peringatan Sumpah Pemuda 2020, Ayo Buat Foto Peringati HSP 2020

Macron telah menyatakan perang terhadap "separatisme Islam", yang katanya mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis.

Para pemimpin agama Iran belum menyerukan boikot produk dari Prancis. Tetapi beberapa pejabat dan politisi Iran telah mengutuk Macron karena Islamofobia, menurut media pemerintah Iran.

Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, mengatakan perilaku irasional  Macron menunjukkan kekasarannya dalam politik.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x