Joe Biden Prediksi Akan Menang, Trump Bakal Menggugat, Pakar Pemilu AS: Sembrono!

- 5 November 2020, 15:32 WIB
Joe Biden Calon Presiden AS 2020.
Joe Biden Calon Presiden AS 2020. /Twiitter.com/@JoeBiden

LINGKAR KEDIRI - Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden pada Rabu, 4 November 2020 kemarin memprediksi kemenangannya atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu AS yang berlangsung saat ini.

Hal itu diungkapkan Biden, setelah memenangkan hasil pemilihan di dua negara bagian AS yang sebelumnya dianggap kritis.

Sementara, sang petahana dari Partai Republik, Donald Trump menuduh hasil dari Biden itu penipuan.

Baca Juga: Empat Budaya Korean Wave untuk Temani PSBB di Rumah Aja

Baca Juga: Prakerja Gelombang 11 Resmi ditutup Kemarin, Hasilnya Akan Segera Diumumkan

SANG PETAHANA, TRUMP AKAN MENUNTUT

Atas tuduhan tersebut, Trump akan mengajukan gugatan dan menuntutnya secara hukum dan meminta penghitungan ulang dalam persaingannya dengan Biden di Pemilu AS, meski belum diputuskan perolehan akhirnya saat voting ditutup.

Sambil mengumumkan kemenangannya ke publik, Biden juga meluncurkan situs web untuk transisi ke Gedung Putih yang dikendalikan Demokrat.

Timnya menyebut, situs tersebut bernama buildbackbetter.com dan menyatakan bahwa 'Administrasi Biden-Harris dapat mulai bekerja pada hari pertama'.

Baca Juga: Permintaan Terakhir Ki Seno, Alunan Gending Jawa Ladran Gajah Seno Iringi Proses Pemakamannya

Saat sang petahana menghabiskan waktu seharian untuk menyuarakan keluhannya melalui media sosial Twitter, Joe Biden berjanji untuk memerintah sebagai pemersatu AS jika ia menang dalam Pemilu ini.

"Apa yang menyatukan kita sebagai orang Amerika jauh lebih kuat daripada apa pun yang dapat memisahkan kita," ujar Biden kepada publik, didampingi pasangannya, Kamala Harris di negara bagian asalnya, Delaware, Rabu 3 November 2020, dikutip dari laman Reuters.

Pada saat ini, tak termasuk Wisconsin, tempat Trump menuntut penghitungan ulang, Edison Research mengatakan Biden unggul 243 poin, dengan Trump sebesar 213 poin dalam pemungutan suara Electoral College, yang sebagian besar didasarkan pada populasi negara bagian.

Baca Juga: Burger King Anjurkan Konsumen Pesan di Flip Burger Hingga Warteg, Bikin Warganet Salut! Simak ini

TUDUHAN TRUMP TAK MENDASAR

Joe Biden (77) yang juga mantan wakil presiden dengan lima dekade dalam kehidupan publiknya, diproyeksikan oleh jaringan televisi untuk memenangkan negara bagian Michigan dan Wisconsin di Midwestern yang menjadikannya dorongan untuk harapannya menghuni Gedung Putih pada 20 Januari nanti.

Sedangkan, Donald Trump (74) yang telah memenangkan kedua negara bagian pada tahun 2016 silam, sekarang ia hanya punya sedikit opsi untuk mengamankan masa jabatan empat tahun keduanya.

Trump berharap, untuk dapat menghindari kekalahan menjadi Presiden Petahana AS pertama, sejak pemilihan ulang era George HW Bush pada tahun 1992 silam.

Baca Juga: Tidak dapat ke Dokter Gigi di Masa Pandemi? Simak Tips Mengatasi Sakit Gigi di Rumah

Sejak proses pemungutan suara yang berlangsung sebelumnya, Trump telah lama berusaha mengacaukan kredibilitas pemilu jika dia kalah.

Pasalnya, sejak Selasa kemarin, Trump telah keliru dalam menyatakan kemenangannya dan menuduh Demokrat mencoba mencuri poin tanpa bukti yang jelas dan berjanji untuk menggugat hasilnya di pengadilan.

KATA PAKAR PEMILU AS

Sayangnya, Pakar Pemilu AS mengatakan 'Kecurangan Sangat Jarang Terjadi'.

Kampanye dari Donald Trump telah berjuang untuk menjaga peluang kemenangannya dengan meminta penghitungan ulang di Wisconsin, serta menuntut secara hukum di Michigan serta Pennsylvania untuk menghentikan penghitungan suara.

Baca Juga: Keren! Ternyata Tidur Juga Ada Seninya Lho, Begini Penjelasannya

Sekretaris Negara bagian Michigan, Jocelyn Benson menyebut gugatan tim dari Trump "Sembrono".

Kampanyenya mengajukan gugatan di Georgia mewajibkan Chatham County, yang mencakup kota Savannah untuk menyortir dan mengamankan surat suara yang datang terlambat. Hal itu dilakukan, untuk memastikan surat suara tersebut tidak dihitung.

Bahkan, Trump juga meminta Mahkamah Agung AS untuk mengizinkannya bergabung dengan gugatan tertunda yang diajukan oleh Partai Republik Pennsylvania tentang perizinan untuk menerima surat suara yang datang terlambat.

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman Lolos Kartu Prakerja Gelombang 11, Perhatikan Notifikasinya

BIDEN DAN TRUMP SALING SERANG DI SOSMED

Manuver tersebut merupakan upaya luas untuk memperebutkan hasil Pemilu yang masih diragukan, sehari setelah jutaan orang Amerika pergi ke tempat pemungutan suara.

Saat berjuang untuk menghentikan penghitungan di negara bagian di mana dia takut kalah, Trump mengecam organisasi berita yang memproyeksikan kerugian di dua negara bagian yang dia pikir dia harus menang, yakni Arizona dan Nevada.

Dia men-tweet kekhawatirannya atas pemungutan suara dalam Pemilu AS saat ini.

Baca Juga: Indonesia Calonkan Diri Sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2032, Tanah Air Siap Bersaing!

“Mereka menemukan suara Biden di semua tempat - di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan. Sangat buruk bagi Negara kita! ” cuit Trump di akun Twitternya @realDonaldTrump pada 4 November 2020.

Lalu, Biden mengatakan juga dalam cuitan akun Twitternya @JoeBiden pada 4 November 2020, tak lama setelah tulisan Trump dicuitkan.

"Setiap suara harus dihitung. Tidak ada yang akan mengambil demokrasi kita dari kita, tidak sekarang, tidak selamanya," ujarnya, sekitar 5 jam usai cuitan Trump diatas.

Baca Juga: Polri Tanggapi Kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia: Kalau Mau Pulang Ya Pulang Saja

Meski pemungutan suara sudah usai pada Selasa malam lalu, namun masih banyak negara bagian yang membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyelesaikan penghitungan suara.

Hal tersebut disebabkan oleh gelombang surat suara secara nasional tekendala pandemi virus corona.

Negara bagian lain yang diperebutkan dengan ketat, termasuk Arizona, Georgia, Nevada dan North Carolina, masih menghitung suara hingga 5 November siang waktu WIB.

Baca Juga: Seleksi Garuda Select Jilid III Resmi Berakhir, Dennis: Tak Sabar Ingin Melatih Mereka di Inggris

Alhasil, kendala tersebut membuat hasil Pemilu di AS masih belum pasti.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah