Kisah Pilu G30S PKI: 10 Perempuan Tertuduh yang Jadi Korban Salah Tangkap Pembunuh Para Jenderal

- 29 September 2020, 19:30 WIB
Tahanan politik Gerwani di Penjara Bukit Duri, sekitar tahun 1972.*
Tahanan politik Gerwani di Penjara Bukit Duri, sekitar tahun 1972.* //blog.umy.ac.id/

Tanggal 1 Oktober 1965, suami Suparti pergi dijemput kedua temannya. Menjelang magrib pada tanggal 5 Oktober, sejumlah pemuda, polisi dan tentara datang ke rumahnya di Kediri. 

Ia ditanya tentang keberadaan suaminya, lalu dibawa ke sebuah pos di pinggir kota bersama dengan 25 tawanan lainnya.

Baca Juga: Hari Tani Nasional 2020 Kenang Tanam Paksa hingga Sistem Organik di Indonesia, Simak Sejarahnya

Ia di masukkan ke sebuah ruangan, diminta telanjang dan mulai disiksa dengan menampar pipinya.

Sejumlah pertanyaan terus diajukan terkait suaminya. Lalu, ia juga dibawa di sebuah pos tentara ke arah Nganjuk. Ia terus disiksa selama dua hari dan diperkosa sebanyak 5 kali.

Tak cukup itu, diseretnya Suparti ke hutan yang berada di belakang pos. Mulai dari hujan dan panas, selama beberapa hari ia lalui dengan kepedihan di sana.

Dan pada akhirnya, ia ditemukan oleh dua orang suami-istri yang bekerja sebagai petani yang akhirnya merawatnya. Berkat pertolongan itulah, akhirnya Suparti berhasil bertemu dengan anak dan keluarganya.

Baca Juga: Indonesia Menginspirasi ASEAN! Tolak Klaim Nine Dash Line atas China, Langkahnya Diacungi Jempol

9. Badriyah – Aktivis Gerwani

Perempuan itu bernama Badriyah, ia tak pernah menyesal hidup sebagai aktivis Gerwani. Baginya, Gerwani adalah sebuah organisasi perempuan yang tak pernah melakukan kesalahan apalagi kejahatan.

Halaman:

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Kabar Lumajang Buku 'Suara Perempuan Korban Tragedi 65'


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah