Permintaan Terlihat Optimis di Tahun 2022, Harga Minyak Ditutup Lebih Tinggi

- 4 Januari 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi potret sebuah kilang minyak
Ilustrasi potret sebuah kilang minyak /Ilham Maulana /Pixabay

LINGKAR KEDIRI – Harga minyak terpantau menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin, atau Selasa pagi di tengah harapan pemulihan permintaan lebih lanjut pada 2022.

Meskipun OPEC+ tampaknya akan menyetujui peningkatan produksi lagi dan berlanjutnya kekhawatiran tentang bagaimana meningkatnya infeksi Covid dapat memengaruhi permintaan.

Dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari Antara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret terlihat terangkat 1,2 dolar atau 1,5 persen.

 Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 4 Januari 2022: Sosok Ini Tahu Rencana Besar Irvan, Kali Ini Strategi Busuk Akan Gagal?

Sehingga, menjadi ditutup pada 78,98 dolar AS per barel setelah sempat mencapai setinggi 79,05 dolar AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari naik 87 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di 76,08 dolar AS per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+ akan menggelar pertemuan pada Selasa dan diperkirakan akan menyetujui kenaikan produksi.

 Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 4 Januari 2022: Lihat Andin Bawa Koper, Irvan Gelap Mata Rencanakan Ini...

"Pertemuan bulanan OPEC+ yang akan berkembang selama beberapa hari ke depan lebih cenderung membuktikan bullish daripada bearish karena beberapa anggota OPEC mengalami kesulitan mencapai kuota yang ditetapkan," beber Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

"Tingkat infeksi meningkat secara global, pembatasan diberlakukan di beberapa negara, sektor perjalanan udara, antara lain, menderita, namun optimisme investor nyata," ucap Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

 Baca Juga: Terima Hasil Buruk di AFF 2020, Pelatih Malaysia Dikabarkan Mundur Setelah 4 Tahun Bersama

Untuk diketahui, minyak mendapatkan beberapa dukungan dari pemadaman produksi di Libya.

Produksi minyak akhirnya akan dipotong 200.000 barel per hari selama seminggu karena pemeliharaan pipa.

Tahun lalu, Brent telah melonjak 50 persen, didorong oleh pemulihan global dari pandemi Covid-19 dan pengurangan pasokan OPEC+, bahkan ketika infeksi mencapai rekor tertinggi di seluruh dunia.

 Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Kembali Diperpanjang, Berlaku Hingga 17 Januari 2022

Beberapa memperkirakan dan melihat akan ada banyak keuntungan pada tahun 2022.

"Harga minyak mentah dan produk minyak akan mendapat keuntungan dari permintaan minyak yang bergerak di atas level 2019," kata sebuah laporan dari analis UBS termasuk Giovanni Staunovo.

"Kami memperkirakan Brent akan naik ke kisaran 80-90 dolar AS pada 2022." tambahnya.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah