Kelompok yang Didukung Iran Mengancam akan Menyerang Militer Turki di Irak

15 Februari 2021, 07:07 WIB
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, di latar depan mengenakan masker wajah untuk melindungi dari virus corona, mengunjungi pasukan Turki di perbatasan dengan Irak, di provinsi Hakkari, Turki pada 19 Juni 2020. (Kementerian Pertahanan Turki melalui AP, Pool) /AP

LINGKAR KEDIRI - Sebuah kelompok militer yang didukung Iran di Irak mengancam akan menyerang militer Turki.

Hal tersebut sebagai peringatan apabila Turki terus melakukan operasi kontraterorisme di Irak utara.

Protes tersebut dilakukan karena mereka mengkritik pemerintah Irak.

Baca Juga: Jangan Sampai Lepas! 9 Tanda Pria yang Cocok Jadi Jodohmu, Dijamin Bikin Nyaman Dunia Akhirat

Baca Juga: Rezeki Seret Akibat Perilaku yang Tidak Disadari, Kebiasaan ini Wajib Kamu Hindari, Salah Satunya Mengeluh

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu, Harakat Hezbollah al-Nujaba mengklaim bahwa sikap resmi  pemerintah Irak lemah.

Lantaran tersebut akhirnya mereka menduga sikap pemerintah telah menyebabkan kedaulatan negara dilanggar saat Turki melakukan operasi kontraterorisme terhadap PKK di Irak utara.

Kelompok tersebut mengklaim bahwa niat Turki untuk menargetkan teroris di Sinjar tidak akan menjadi yang terakhir, karena mereka memperingatkan militer Turki dan pemerintah untuk merevisi rencana mereka.

Baca Juga: Pemerintah Kembali Berikan Subsidi Listrik PLN hingga Maret 2021, Cek Apakah Anda Penerima Diskon 100 Persen!

"Jika pemerintah terus diam, rakyat Irak dan perlawanan akan menghadapi penjajah dan akan mengambil sikap tegas untuk memukul mundur mereka," kata milisi.

Kelompok itu, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, menerima bantuan militer, pelatihan dan nasihat dari Iran dan merupakan bagian dari Hashd al-Shaabi (Pasukan Mobilisasi Populer - PMF) Irak, yang merupakan kelompok payung yang sebagian besar didukung oleh milisi Iran. .

Di Sinjar, mayoritas teroris PKK yang dipaksa mundur bergabung dengan PMF, menurut Gubernur Kabupaten Mahma Halil.

Baca Juga: Cek Fakta: Armand Maulana Meninggal Dunia, Begini Faktanya

Untuk diketahui, Pasukan keamanan Irak mulai menerapkan rencana penempatan pada 1 Desember di pusat distrik Sinjar di provinsi Nineveh Irak untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan di daerah tersebut dan memungkinkan penduduk setempat yang terlantar untuk kembali ke rumah.

Kesepakatan Sinjar, yang ditandatangani di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang status wilayah tersebut, berupaya untuk membersihkan wilayah tersebut dari teroris PKK.

Kelompok teror PKK berhasil membangun pijakan di Sinjar pada tahun 2014 dengan dalih melindungi komunitas Yazidi dari teroris Daesh.

Baca Juga: Manchaster City Kokoh di Puncak Klasemen Liga Inggris, Liverpool Gagal Mempertahankan Gelar Juaranya

Turki telah mengikuti perkembangan di distrik Sinjar Irak, menekankan bahwa Ankara siap membantu membersihkan wilayah teroris.

Namun, para ahli mencatat bahwa komitmen dan kerjasama pemerintah pusat Irak dan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) diperlukan untuk sepenuhnya membersihkan teroris di wilayah tersebut untuk memastikan stabilitas.

Dalam lebih dari 40 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan UE - bertanggung jawab atas kematian hampir 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Dailly Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler