Makin Panas! Buntut dari Macron, Sang Menteri: Prancis Terlibat dalam Perang Melawan Ideologi Islam

31 Oktober 2020, 15:29 WIB
Potret Mendagri Prancis, Gerald Damarnin dalam menanggapi karikatur Nabi Muhammad. /Kanal Youtube/Public Senat/

LINGKAR KEDIRI - Buntut dari kontroversi Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gerald Damarnin mengatakan, negaranya terlibat dalam perang melawan ideologi Islam.

Ribuan tentara dan aparat keamanan Prancis, telah dikerahkan atas instruksi Macron, sebagai tindak lanjut dari insiden-insiden yang terjadi dalam dua minggu terakhir oleh umat Islam di negaranya.

Macron melakukan pembelaan kepada Samuel Paty atas penggunaan karikatur Nabi Muhammad SAW yang dikecam banyak negara di dunia.

Baca Juga: Parah, Masjidil Haram Ditabrak! Beruntung Ka'bah Aman dan Pelaku Telah Ditangkap, Berikut Videonya

Baca Juga: MA Berduka, Kepala Biro Hukum dan Humas Abdullah Meninggal Dunia Hari ini

Tak hanya itu, ia melakukan siaga nasional itu, lantaran guru yang menggunakan karikatur itu dipenggal, serta pembunuhan 3 jemaat gereja di Kota Nice, Jumat 30 Oktober kemarin oleh muslim asal Tunisia.

Sebagai tindak lanjutnya, Mendagri Prancis Gerald Damarnin mengatakan, bahwa kemungkinan besar akan lebih banyak serangan di Prancis kedepannya.

"Kami sedang berperang melawan musuh yang ada di dalam dan di luar," katanya kepada radio Prancis RTL, dikutip dari laman Reuters.

Baca Juga: Cara Membuat SKCK Secara Online atau Langsung di Kantor, Berikut Cara Lengkap Beserta Persyaratannya

Dilansir dari akun Twitter pribadi Mendagri Prancis @GDamarnin, ia menyampaikan pernyataan dan komentarnya atas insiden yang sedang memanas di negaranya tersebut kepada publik pada Jumat, 30 Oktober 2020.

Gerald Damarnin menyampaikannya melalui unggahan video dari radio dan media Prancis RTL.

Baca Juga: Pasca Gempa Turki dan Yunani, Pakar Seismologi: Potensi Gempa Susulan Hingga Beberepa Minggu Kedepan

Kepala Polisi Kota Nice, Richard Gianotti juga angkat biacara, ia mengatakan bahwa simbol republik atau agama Kristen adalah target yang potensial untuk target serangan kedepannya.

"Kami harus waspada, kami harus waspada," ujar Richard.

Kedutaan Prancis juga disuruh untuk meningkatkan keamanan negara.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 7 dan Tsunami Kecil di Turki : 20 Meninggal, 800 Luka dan Belasan Bangunan Roboh

Sebelumnya, polisi menggunakan Taser dan peluru karet untuk menumbangkan seorang pria di Paris pada hari Jumat kemarin, lantaran pria tersebut mengancam petugas dengan dua pisau yang dipengangnya. Namun, motifnya dari perlawanan pria tersebut belum jelas.

Di Kota Nice, penduduk berduka atas para korban dari serangan kedua oleh umat Muslim dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Juli 2016 silam, seorang militan mengendarai truk dan menabrak kerumunan orang di pinggir laut yang sedang merayakan 'Bastille Day' yang merupakan salah satu hari nasional Prancis. Atas insiden tersebut, 86 orang dilaporkan tewas.

Baca Juga: Kemenkominfo Buka Lowongan Kerja Untuk 3 Posisi, Apa Saja? Simak Ketentuan dan Cara Pendaftarannya

Usai insiden kematian 3 orang yang ditikam pada Jumat, 30 Oktober kemarin, orang-orang berkumpul di depan gereja Notre Dame untuk meletakkan bunga dan menyalakan lilin sebagai perasaan duka terhadap para korban.

"Saya dari Nice, dan ini adalah tragedi sekali lagi," kata Frederic Lefevre (50), salah satu yang menyampaikan duka, dikutip dari Reuters.

“Kami adalah negara bebas. 'Mari cintai kebebasan' itulah pesan untuk dunia. Tidak ada tuhan yang harus membunuh,” lanjut Frederic.

Baca Juga: Film BTS ‘Break the Silence: The Movie’ Segera Tayang! Cek Lokasi Bioskop dan Harga Tiketnya Disini

Kepala Jaksa Anti-Terorisme Prancis, Jean-Francois Ricard mengatakan, bahwa tersangka adalah seorang Tunisia yang lahir pada 1999.

Ia tiba di Eropa pada 20 September lalu di Lampedusa, Pulau Italia di lepas Tunisia yang merupakan titik pendaratan utama bagi para migran dari Afrika.

Dia tiba di Kota Nice, dengan kereta api pada Kamis, 29 Oktober pagi, lalu pergi ke gereja dimana dia menikam dan membunuh seseorang berusia 55 tahun dan memenggal kepala seorang wanita berusia 60 tahun.

Baca Juga: Berapa Lama Setiap Zodiak Membutuhkan Waktu Untuk Jatuh Cinta? Cek Zodiakmu dan Pasangan!

Dia juga menikam seorang wanita berusia 44 tahun, yang melarikan diri ke kafe terdekat tempat dia membunyikan alarm sebelum akhirnya meninggal. Mendapati hal itu, polisi kemudian datang dan menembak pria Tunisia tersebut.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler