Reaksi Memanas Atas Pernyataan Emmanuel Macron, Berikut Beberapa Negara Muslim Teriakan Anti Prancis

31 Oktober 2020, 19:45 WIB
Pengunjuk rasa di Kabul yang memprotes terhadap pernyataan Presiden Prancis yang membela penerbitan karikatur Nabi Muhammad /Omar Sobhani /Reuters

LINGKAR KEDIRI - Pernyataan Presiden Prancis Emanuel Macron memantik kecaman keras atas berbagai Negara Muslim.

Pernyataan yang dilontarkan terhadap pembelaan majalah yang membuat karikatur nabi Muhammad.

Puluhan ribu Muslim di Pakistan, Lebanon, wilayah Palestina dan tempat lain bergabung dalam protes tersebut. Aksi ini dilakukan pada hari Jumat 30 Oktober 2020.

Baca Juga: BERLANGSUNG! Link Live Streaming Sheffield United VS Manchester City di, Kick Off Segera Dimulai

Demonstrasi di ibu kota Pakistan, Islamabad, berubah menjadi kekerasan ketika 2.000 orang yang mencoba berbaris menuju kedutaan Prancis didorong mundur oleh polisi yang menembakkan gas air mata dan menggunakan tongkat.

Kerumunan aktivis Islam menggantung patung Macron dari jembatan penyeberangan setelah memukulnya dengan sepatu mereka.

Beberapa pengunjuk rasa terluka dalam bentrokan dengan polisi ketika pihak berwenang mendorong untuk mengusir aktivis dari zona merah, area keamanan yang menampung misi diplomatik Pakistan.

Saat malam tiba, para demonstran melakukan aksi duduk di jalan utama untuk memprotes penggunaan kekuatan oleh pihak berwenang.

Baca Juga: Peringatan Halloween 2020: Berikut 13 Rekomendasi Film Horor, 8 Diantaranya Adalah Drama Korea

Sementara itu, Di kota timur Lahore, sekitar 10.000 pengikut partai Islam radikal Tehreek-e-Labbaik turun ke jalan meneriakkan slogan dan membawa spanduk.

“Hanya ada satu hukuman untuk penistaan ​​agama,” teriak Khadim Hussain Rizvi, seorang ulama yang memimpin pawai. "Pemenggalan! Pemenggalan!" Teriak para pengunjuk rasa sebagaimana dikutip dari The Guardian.

Adapun di Multan, di provinsi Punjab timur Pakistan, kerumunan orang membakar patung Macron dan meminta Pakistan untuk memutuskan hubungan dengan Prancis dan memboikot barang-barang Prancis.

Ketegangan antara Prancis dan negara-negara mayoritas Muslim berkobar bulan ini ketika seorang pemuda Muslim memenggal kepala seorang guru sekolah Prancis yang telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

Karikatur Nabi Muhammad diterbitkan ulang oleh majalah satir Charlie Hebdo untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan tahun 2015 terhadap publikasi tersebut.

Baca Juga: Waspada! Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, BPPTKG: Waspadai Bahaya Lahar Saat Terjadi Hujan

Diberitakan sebelumnya,  Pada hari Kamis, seorang pria Tunisia yang membawa pisau membawa salinan Al-Qur'an membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice.

Aksis di ibu kota Lebanon, Beirut, beberapa ratus pengunjuk rasa menuju ke Palais des Pins, kediaman resmi duta besar Prancis.

Mereka mengibarkan bendera hitam putih dengan lambang Islamis, para aktivis berteriak: "Siap melayani Anda, oh Nabi Allah."

Dalam aksi ini Beberapa orang melemparkan batu ke polisi yang menanggapi dengan asap dan gas air mata.

Sedangkan Di Istanbul, kota terbesar di Turki, jamaah memadati masjid Syiah setelah salat Jumat, meneriakkan slogan-slogan agama dan memegang tanda-tanda mengejek Macron.

Baca Juga: Gempa Melanda Turki dan Yunani : Berikut 5 Analisis BMKG, Salah Satunya Mengakibatkan Tsunami

Kritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan terhadap Macron mendorong Prancis menarik duta besarnya untuk Turki akhir pekan lalu.

Dipalestina Ratusan warga memprotes Macron di luar masjid al-Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga dalam Islam.

Beberapa pemuda bentrok dengan polisi Israel saat mereka keluar dari lapangan terbuka ke Kota Tua. Polisi Israel  membubarkan pertemuan itu dan menahan tiga orang.

Selain itu, Teriakan matikan Prancis terdengar di ibu kota Afghanistan, Kabul, dan beberapa provinsi lain saat ribuan orang memenuhi jalan.

Demonstran menginjak-injak potret Macron dan meminta para pemimpin Afghanistan untuk menutup kedutaan Prancis, menghentikan impor Prancis, dan melarang warga Prancis mengunjungi negara itu.

Baca Juga: Gempa Kuat Melanda Turki dan Yunani, BMKG Menganalisis Getaranya Sampai Bulgaria Hingga Makedonia

Di provinsi Herat barat, pengunjuk rasa mengangkat patung Macron menggunakan crane dan membakarnya.

Gulbuddin Hekmatyar, pemimpin Hezb-i-Islami, sebuah partai Islam, memperingatkan bahwa jika Macron tidak mengendalikan situasi, kita akan pergi ke perang dunia ketiga dan Eropa akan bertanggung jawab.

Di ibu kota Bangladesh, Dhaka, kerumunan 50.000 patung membakar dan mengangkat papan bertuliskan katakan tidak pada Islamofobia, hentikan rasisme, dan boikot produk Prancis.

Baca Juga: Gempa Kuat Melanda Turki dan Yunani: Wilayah Izmir Disusul Tsunami, Puluhan Tewas Serta Ratusan Luka

Di Ethiopia, beberapa ratus orang memprotes dengan damai setelah salat Jumat.

Para pemimpin Muslim dengan keras mengkritik Prancis karena apa yang mereka lihat sebagai sikap pemerintah yang provokatif dan anti-Muslim.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler