Insiden Mengejutkan! Presiden Prancis Ditampar Wajahnya Saat Kunjungan, Begini Respon Emmanuel Macron

- 9 Juni 2021, 07:59 WIB
Presiden Perancis Emmanuel Macron Ditampar Seseorang Ketika Berkunjung Ke Provinsi Drome, Perancis Selatan, 8 Juni 2021. / France24
Presiden Perancis Emmanuel Macron Ditampar Seseorang Ketika Berkunjung Ke Provinsi Drome, Perancis Selatan, 8 Juni 2021. / France24 /

LINGKAR KEDIRI - Insiden mengejutkan terjadi menimpa Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Macron ditampar wajahnya saat mengunjungi kota kecil di selatan Prancis.

Kejadian itu bermula saat Macron berjabat tangan dengan kerumunan orang pada hari selasa 8 Juni 2021 kemarin.

Dalam insiden tersebut, polisi setempat telah menangkap 2 pria yang berusia 28 tahun.

Baca Juga: Ngeri! Risiko Diet Ketat Remaja Putri, Perlambat Pertumbuhan hingga Risiko Anak Stunting

Akibat ulahnya ini mereka mendapatkan hukuman 3 tahun penjara dan denda 50 ribu US Dollar.

Insiden tersebut tersebar melalui video yang menunjukkan Macron bekerja dengan tali di kota Tain-l'Hermitage.

Sambil menjabat tangan Macron, seorang pria menampar wajah presiden sebelum keamanan turun tangan.

Media Prancis mengatakan dua orang yang ditangkap diidentifikasi dengan gerakan rompi kuning.

Gerakan ini diketahui sebagian besar protes kelas pekerja kulit putih yang mengganggu Macron secara politik dan pribadi selama sebagian besar tahun 2018 dan 2019.

Dalam video tersebut penampar berteriak, "Montjoie Saint-Denis, bas la Macronie."

Baca Juga: Hina Presiden Diancam 4,5 Tahun Penjara, Sherly Annavita Soroti Draf RKUHP: Jawab dengan Kinerja Bukan Ancaman

Kata tersebut merupakan bagian dari frasa slogan loyalis abad ke-12 yang saat ini telah menjadi seruan dari sayap kanan. 

Beberapa jam kemudian, Macron mengecilkan insiden itu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal, Le Dauphiné Libéré. "Semuanya baik-baik saja," katanya.

"Anda harus merelatifkan insiden ini, yang menurut saya merupakan insiden yang terisolasi. Kita tidak bisa membiarkan ini mengambil alih diskusi publik tentang masalah yang lebih penting yang menyangkut kehidupan semua orang."

Macron mengatakan negara itu tidak bisa membiarkan beberapa individu ultra-kekerasan mengambil alih debat publik.

"Mereka tidak pantas mendapatkannya," katanya.

Politisi Prancis dari seluruh spektrum politik dengan cepat mengutuk serangan itu.

Mantan Presiden sosialis François Hollande mentweet, "Menyerang Presiden Republik berarti memberikan pukulan tak tertahankan yang tak tertahankan bagi institusi kita."

Dan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen menyebut perilaku itu tidak dapat diterima dan sangat menyedihkan dalam demokrasi.

"Saya adalah lawan pertama Emmanuel Macron, tetapi dia adalah presiden Republik," katanya dalam sebuah wawancara.

"Kita bisa melawannya secara politis, tetapi kita tidak bisa melakukan kekerasan sekecil apa pun."

Saluran berita Prancis memutar video dan menganalisis insiden itu tanpa henti.

Beberapa komentator mempertanyakan apakah keamanan di sekitar Macron cukup baik.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Prostitusi Dolly yang Abadi? Pengakuan PSK: Lokalisasi dan Prostitusi Adalah Ruh dan Tubuh

Yang lain mengatakan presiden telah mengambil risiko karena dia turun dari mobil untuk berjabat tangan dengan orang-orang - tindakan yang tidak direncanakan.

Sebagian besar komentator setuju bahwa seorang presiden Prancis harus bisa keluar dan beredar di antara orang-orang.

Mengutip tradisi kebebasan berekspresi dan demokrasi Prancis, Macron mengatakan kepada Le Dauphiné Liberé bahwa tanggung jawab yang menyertai kebebasan itu berarti tidak boleh ada kekerasan atau kebencian dalam ucapan atau tindakan.

Insiden itu tidak akan menghentikannya untuk menyapa anggota masyarakat, kata presiden.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: NPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x