Kemenlu RI Kecam Macron: Melukai Perasaan 2 Milyar Muslim di Dunia! Prancis Siagakan Ribuan Tentara

- 31 Oktober 2020, 14:40 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. /Instagram/@emmanuelmacron/

Pria Tunisia itu, merupakan pelaku atas serangan di Gereja di Basilika Notre Dame, Kota Nice pada Kamis kemarin, dimana ia melakukan penikaman dengan berteriak "Allahu Akbar" dan memenggal seorang wanita dan membunuh dua orang yang lain.

Insiden tersebut terjadi bertepatan pada saat meningkatnya kemarahan umat muslim (Islam) di berbagai negara, atas isu Kartun atau Karikatur Nabi Muhammad SAW di Prancis, yang dianggap sebagai suatu penghinaan.

Insiden di Gereja pada Kamis kemarin, terjadi hampir dua minggu setelah Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris, dipenggal kepalanya oleh seorang Chechnya yang berusia 18 tahun.

Baca Juga: Pasca Gempa Turki dan Yunani, Pakar Seismologi: Potensi Gempa Susulan Hingga Beberepa Minggu Kedepan

Paty telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad SAW di kelas tentang kebebasan berekspresi.

Oleh sebab itu, Prancis, rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Eropa dilanda serangkaian serangan militan akhir-akhir ini.

Emmanuel Macron telah membela hak untuk menerbitkan kartun semacam itu. Macron juga bersikeras, bahwa Prancis tidak akan berkompromi pada kebebasan dasar berkeyakinan dan berekspresi.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 7 dan Tsunami Kecil di Turki : 20 Meninggal, 800 Luka dan Belasan Bangunan Roboh

Di Pakistan, Bangladesh, dan wilayah Palestina, puluhan ribu Muslim menggelar protes anti-Prancis setelah salat Jumat, 30 Oktober 2020 kemarin.

Di Islamabad, aparat kepolisian juga terpaksa menembakkan gas air mata ke para demonstran yang menerobos blokade keamanan saat berdemonstrasi di kedutaan Prancis.

Halaman:

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters KEMENLU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x